Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Katanya, Itu Omong Kosong
Kremlin Bantah Rencana Putin Umumkan Perang Lawan Ukraina Tanggal 9 Mei
Rabu, 4 Mei 2022 19:18 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kremlin akhirnya menepis spekulasi bahwa Presiden Vladimir Putin berencana mendeklarasikan perang melawan Ukraina, dan mendeklarasikan mobilisasi nasional pada 9 Mei mendatang. Bertepatan dengan peringatan kemenangan Uni Soviet dalam Perang Dunia II.
Sejauh ini, Putin menyebut tindakan Rusia di Ukraina sebagai operasi militer khusus. Bukan perang.
Namun, politisi Barat dan sejumlah pengamat Rusia berspekulasi bahwa Putin tengah mempersiapkan pengumuman besar pada Senin (9/6) depan. Dengan serangkaian kemungkinan skenario. Mulai dari deklarasi perang langsung, hingga deklarasi kemenangan.
Baca juga : Pemerintah Jamin Pasokan Pangan Di Bulan Ramadan
"Tidak ada kemungkinan Putin akan mengumumkan perang melawan Ukraina pada 9 Mei. Itu omong kosong," tegas Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov seperti dilansir Reuters, Rabu (4/5).
Hari Kemenangan 9 Mei adalah salah satu peristiwa nasional paling penting di Rusia, yang memperingati pengorbanan besar Uni Soviet dalam perang patriotik hebat melawan Nazi Jerman.
Diperkirakan, 27 juta warga Soviet tewas dalam perang yang berlangsung pada 1941-1945. Soviet hancur. Hampir setiap keluarga Soviet berkabung.
Sebelumnya, Putin telah menggunakan pidato Hari Kemenangan untuk mengarahkan Barat dan menunjukkan kekuatan angkatan bersenjata Rusia pasca-Soviet.
Invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal, dan menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi paling serius antara Rusia dan Amerika Serikat (AS), sejak krisis rudal Kuba 1962.
Putin mengatakan, Rusia terpaksa menggelar operasi militer khusus di Ukraina, karena AS menggunakan negara tersebut untuk mengancam Rusia.
Baca juga : PM Pakistan Kunjungin Putin Saat Rusia Serang Ukraina
Sehingga, Moskow harus bertahan melawan penganiayaan terhadap orang-orang berbahasa Rusia.
Putin menyebut konflik itu sebagai konfrontasi yang tak terhindarkan dengan AS, yang dia tuduh mengancam Rusia dengan mencampuri urusan dalam negerinya. Serta memperbesar aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Sementara Ukraina mengatakan, saat ini pihaknya sedang memerangi perampasan tanah gaya kekaisaran. Klaim genosida Putin disebutnya omong kosong. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya