Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Malaysia Stop Ekspor Ayam Mulai 1 Juni, Singapura Kalang Kabut
Selasa, 24 Mei 2022 20:25 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Sepekan sebelum larangan ekspor ayam Malaysia berlaku pada 1 Juni, restoran-restoran di Singapura berebut dan bekerja sama dengan pemasok, untuk menemukan sumber alternatif ayam segar.
Maklumlah, data Badan Pangan Singapura (SFA) menyebutkan, sepertiga pasokan ayam Singapura diimpor dari Malaysia. Negara lain yang juga menjadi pemasok utama adalah Brazil dan Amerika Serikat.
Keputusan Malaysia, sangat memukul bisnis ayam di Singapura. Rantai ayam goreng Taiwan, Monga mengatakan, bisnis mereka jelas terkena dampak.
Selama ini, Monga yang memiliki tiga gerai di Singapura, hanya mendapatkan pasokan ayam dari Malaysia.
"Sebelum ini, industri makanan dan minuman telah terpukul oleh Covid. Tapi, baru sedikit saja membaik, kami dibuat pusing. Larangan itu terlalu dini dan brutal," kata Direktur Operasional Baoshi Management F&B, yang merupakan pemilik rantai Monga seperti dikutip The Straits Times, Selasa (24/5).
"Sepertinya, harga ayam akan naik setelah larangan berlaku pada 1 Juni. Kami prediksi, harganya naik tiga kali lipat," imbuhnya.
Baca juga : Kenali, 7 Fakta Soal HFMD Atau Flu Singapura, Jangan Telat Ke Dokter
Sementara resto waralaba global KFC mengatakan, pihaknya akan terus mengupayakan agar stok ayam di jaringannya tetap terjaga. Sedangkan McDonalds, memilih tidak berkomentar.
Lantas, bagaimana nasib usaha kecil memandang keputusan Malaysia? Jane Yeo, pemilik kedai nasi ayam Yi Lu Fa yang baru buka sebulan lalu memperkirakan, omset usahanya bakal anjlok 70-80 persen. Semua pasokan ayam di tempat usahanya, didatangkan dari Malaysia.
"Saya langsung ingin menangis, begitu mendengar berita tersebut," ujar pedagang berusia 40 tahunan itu.
"Saya tidak akan menutup usaha, karena saya juga menjual babi panggang. Tapi, ayam adalah jualan utama saya. Sisanya, hanya pelengkap. Saya harap, pemerintah bisa membantu mengatasi masalah ini," sambungnya.
Amankan Domestik
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob telah mengumumkan rencana menghentikan ekspor hingga 3,6 juta ekor ayam sebulan, Senin (23/5). Hingga harga domestik dan produksi ayam stabil.
"Pemerintah memandang serius persoalan pasokan ayam, dan kenaikan harga yang berdampak pada masyarakat,” kata Ismail Sabri dalam keterangannya.
Langkah itu dilakukan Malaysia, di tengah situasi kekurangan pasokan ayam, yang dibarengi dengan lonjakan harga.
Data Kementerian Pertanian dan Industri Makanan Malaysia menyebutkan, negara pimpinan Ismail Sabri mengekspor lebih dari 49 juta ayam hidup pada tahun 2020, serta 42,3 ton daging ayam dan bebek.
Sementara Singapura, mengimpor hampir 73 ribu ton ayam pada tahun 2021. Atau lebih dari sepertiga kebutuhan nasionalnya.
SFA menyebut, daging ayam merupakan jenis daging yang paling banyak dikonsumsi di Singapura, dengan konsumsi per kapita 36 kg pada tahun 2020.
Dalam pembatasan ekspor ayam, Ismail mengatakan, stok cadangan akan disimpan di fasilitas cold storage. Sementara proses klaim subsidi oleh peternak, akan disederhanakan.
Baca juga : Bela UAS, Syarikat Islam Sebut Singapura Langgar Resolusi PBB
"Pemerintah mendapat laporan bahwa kartel mengendalikan harga dan produksi ayam," kata Ismail Sabri.
Komisi Persaingan Usaha Malaysia (MyCC) kini sedang menyelidiki masalah tersebut. Penyelidikan diharapkan selesai pada Juni.
Pemerintah telah menetapkan batas atas eceran 8,9 ringgit Malaysia (Rp 29.650) per kilogram, dan memberikan subsidi kepada peternak unggas sebesar 60 sen (Rp 1.997) per kg sejak 5 Februari hingga 4 Juni mendatang.
"Banyak perusahaan besar tidak tertarik mengajukan subsidi. Mereka ingin pemerintah membiarkan harga ayam ditentukan oleh pasar," ujar Ismail Sabri. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya