Dark/Light Mode

Jokowi Siap Jadi Jembatan Komunikasi Rusia-Ukraina

Harus Sabar, Putin Masih Besar Kepala

Sabtu, 2 Juli 2022 06:40 WIB
Presiden Jokowi bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (Foto: Ist)
Presiden Jokowi bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Usaha Presiden Jokowi untuk mendamaikan Rusia dan Ukraina tak tepat kalau dibilang gagal, karena Rusia kembali ngebom Ukraina. Kita harus sabar dan terus memberikan kesempatan ke Jokowi yang sudah bersedia menjadi jembatan komunikasi antara Rusia dan Ukraina. Kita juga harus ingat, merukunkan saudara yang berantem saja, butuh pertemuan berkali-kali. Apalagi ini negara yang berantem. Butuh waktu, dan proses yang tak sekadar simsalabim.

Tak lama setelah Jokowi meninggalkan Rusia, usai bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin, negeri beruang merah itu, kembali menyerang Ukraina dengan rudal. Kali ini, sasarannya adalah Odessa, kota di bagian timur Ukraina yang dekat Laut Hitam. Sebuah apartemen dan dua kamp liburan dilaporkan hancur akibat serangan rudal yang dilancarkan pada Jumat pagi itu. 

Juru bicara administrasi militer Odessa, Sergei Bratchuk melaporkan, serangan itu menewaskan 18 orang, termasuk 3 anak-anak, dan melukai puluhan lainnya. 

Baca juga : Bertemu Macron, Jokowi Bahas Situasi Ukraina Hingga Bilateral

Pejabat darurat Odessa, Obor Budalenko menambahkan, serangan rudal terjadi dua kali. Serangan pertama mendarat pada pukul 1 dini hari di Desa Serhiivka di distrik Bilhorod-Dnistrovskyi. Dalam serangan ini, 16 orang dilaporkan tewas. Kata dia, petugas masih melakukan evakuasi untuk menemukan korban yang kemungkinan masih terjebak di reruntuhan.  

Serangan Rusia ke wilayah pelabuhan penting di Ukraina ini, kemudian dikaitkan dengan gagalnya misi perdamaian yang dibawa Jokowi. Anggapan ini tentu keliru. Karena, sebelum Jokowi menemui Putin, Rusia justru menunjukkan itikad baiknya. Rusia menarik pasukannya dari Pulau Ular, Ukraina, Kamis (30/6). Mereka menyatakan, penarikan pasukan ini merupakan simbol iktikad baik agar Ukraina bisa mengekspor produk agrikultur.

"Pada 30 Juni, sebagai iktikad baik, angkatan bersenjata Rusia merampungkan tugasnya di Pulau Ular dan menarik garnisun di sana," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia yang dikutip AFP.

Baca juga : DPR: Indonesia Mulai Aktif Wujudkan Perdamaian Dunia

Kemhan Rusia menegaskan, penarikan pasukan ini membuktikan kepada dunia bahwa Rusia tidak menghalangi upaya PBB untuk membangun koridor kemanusiaan guna mengirimkan produk agrikultur dari Ukraina.

Saat bertemua Putin, Jokowi mengatakan, penyelesaian damai penting untuk terus dikedepankan dan juga ruang-ruang dialog terus dibuka. “Saya telah menyampaikan pesan Presiden Zelenskyy untuk Presiden Putin dan saya sampaikan kesiapan saya untuk menjadi jembatan komunikasi antara kedua pemimpin tersebut,” ujar Jokowi.

Jokowi menegaskan, Indonesia tidak memiliki kepentingan apapun, kecuali ingin melihat perang dapat segera selesai dan rantai pasok pangan, pupuk, dan energi dapat segera diperbaiki. “Saya mengajak seluruh pemimpin dunia untuk bekerja sama kembali menghidupkan semangat multilateralisme, semangat damai. dan semangat kerja sama. Hanya dengan spirit ini, perdamaian dapat dicapai,” pungkasnya.

Baca juga : Partai Garuda: Mereka Berpikiran Kerdil

Menyikapi sikap Rusia yang kembali ngebom Ukraina usai Jokowi membawa misi perdamaian, Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana mengatakan, perjalanan Jokowi menemui Zelenskyy dan Putin sangat positif. Ia yakin, Jokowi masih bisa berperan dalam menghasilkan kesepakatan genjata senjata atau lebih jauh mengakhiri serangan oleh Rusia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.