Dark/Light Mode

Jokowi Siap Jadi Jembatan Komunikasi Rusia-Ukraina

Harus Sabar, Putin Masih Besar Kepala

Sabtu, 2 Juli 2022 06:40 WIB
Presiden Jokowi bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (Foto: Ist)
Presiden Jokowi bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (Foto: Ist)

 Sebelumnya 
Hikmahanto mengatakan, diplomasi yang dilakukan Jokowi sangat baik. Dalam pertemuan dengan kedua pemimpin dua negara itu, Jokowi memberikan gambaran besar bahwa perang menyebabkan krisis pangan dan energi. 

"Jokowi menunjukkan perang telah membawa penderitaan terhadap negara-negara berkembang dan karena itu, perang harus dihentikan," kata Hikmahanto, kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Rektor Universitas Ahmad Yani ini mengatakan, misi Jokowi menjadi juru damai tidak sepenuhnya gagal. Soalnya, Jokowi diterima kedua belah pihak dan menyatakan diri siap menjadi penengah. Menurut dia, kedua negara ini sebenarnya sudah lelah berperang.

Baca juga : Bertemu Macron, Jokowi Bahas Situasi Ukraina Hingga Bilateral

"Bagi Rusia, mereka butuh Jokowi agar mereka memiliki alasan untuk menghentikan serangan. Rusia tidak ingin mengulangi kebodohan AS yang keluar secara tiba-tiba dari Afghanistan," paparnya. 

Ia menyadari, upaya perdamaian ini tidak bisa terjadi dalam satu malam. Proses genjatan senjata tidak bisa langsung dirasakan. Namun, dibutuhkan kesabaran. "Perlahan-lahan nanti akan berkurang, dan nanti kita akan lihat Ukraina bisa lakukan ekspor gandum dan Rusia juga bisa ekspor pupuk ke negara-negara berkembang," ucapnya. 

Senada disampaikan pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran (Unpad), Teuku Rezasyah. Kata dia, peluang Jokowi membawa misi damai itu, memang kecil. Namun, dalam kondisi saat ini, sekeceil apapun peluang dan potensi itu, harus dicoba dan diusahakan.

Baca juga : DPR: Indonesia Mulai Aktif Wujudkan Perdamaian Dunia

Teuku menyampaikan, usaha yang dilakukan Jokowi ini perlu mendapat dukungan. Soalnya,  hasilnya tak bisa dalam waktu sekejap. Mendamaikan dua negara yang sedang berperang adalah perjalanan berat, butuh waktu panjang dan dilakukan dengan penuh keyakinan.

Menurut dia, Putin memang tidak bisa dipaksa begitu saja. Apalagi Rusia adalah negara besar. Namun, apa yang dilakukan Jokowi bisa membuka mata Putin dan menjadi bagian dari penyelesaian masalah. 

Menurut Teuku, Jokowi memiliki kemampuan itu karena sudah diterima Rusia maupun Ukraina. "Di situlah hebatnya Jokowi. Sudah diterima sebagai pembawa pesan," ujarnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.