Dark/Light Mode

Trump Minta Bitcoin dan Libra Ikuti Aturan Perbankan

Jumat, 12 Juli 2019 13:48 WIB
Ilustrasi mata uang digital Libra milik Facebook (Foto: Facebook)
Ilustrasi mata uang digital Libra milik Facebook (Foto: Facebook)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta perusahaan yang mempromosikan mata uang digital seperti Bitcoin dan Libra - mata uang digital buatan Facebook - harus mematuhi regulasi perbankan standar, jika ingin membentuk layanan keuangan sejenis bank.

Dalam rangkaian cuitannya, Trump mengatakan dirinya kurang sreg dengan mata uang digital/ cryptocurrency yang dinilainya spekulatif dan tidak jelas.

Agar tidak terjadi kerugian besar dan kegiatan transaksinya berjalan sesuai regulasi, Trump mendorong perusahaan cryptocurrency mematuhi peraturan yang berlaku di AS dan negara lainnya, di mana mereka beroperasi.

Baca juga : BUMN Diminta Dilibatkan Di Pelabuhan Patimban

“Jika Facebook dan perusahaan lainnya ingin menjadi bank, mereka harus mendapatkan ‘Izin Perbankan’ baru dan tunduk pada semua peraturan perbankan, sama seperti bank lain,” cuitnya melalui akun Twitter-nya, @realDonaldTrump, Kamis (11/7).

"Saya sendiri kurang suka dengan Bitcoin dan jenis mata uang digital lainnya. Nilai mereka sangat tidak jelas dan spekulatif," lanjut cuitan Trump.

Bulan lalu, Facebook baru saja memperkenalkan mata uang digital yang akan mereka luncurkan pada tahun 2020. Facebook didukung 28 rekanannya, antara lain Mastercard Inc (MA.N), PayPal Holdings Inc (PYPL.O) dan Uber Technologies Inc (UBER.N). Mereka akan membentuk Asosiasi Libra untuk mengurus pemutaran koin baru mereka.

Baca juga : Indonesia Berpeluang Ikut Proyek Rekonstruksi Irak Lewat Yordania

Dari anggota ini, belum ada satu pun dari mereka yang tergabung dalam JPMorgan Chase & Co (JPM.N), bank terbesar AS. Pada Rabu (10/7), Ketua Federal Reserve Jerome Powell berpesan kepada anggota parlemen, bahwa rencana Facebook untuk meluncurkan Libra tidak bisa dilanjutkan. Kecuali, sudah ada pembahasan mengenai privasi, pencucian uang, perlindungan konsumen dan stabilitas keuangan.

Powell mengatakan, The Fed telah membentuk kelompok kerja untuk membahas cryptocurrency, termasuk Libra. The Fed juga akan berkoordinasi dengan bank sentral negara lain terkait aset digital tersebut.

Reuters melaporkan, Dewan Pengawasan Stabilitas Keuangan AS juga turut mengkaji Libra. Lembaga ini bertugas mengidentifikasi risiko terhadap sistem keuangan di AS. Namun, baik Facebook maupun Departemen Keuangan belum mau menanggapi perihal pernyataan Trump mengenai Facebook Libra tersebut.

Baca juga : Pemerintah Pusat Akan Back Up Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Jateng

Juru bicara The Fed bahkan menolak berkomentar. Akan tetapi, Pemimpin Divisi Facebook Calibra David Marcus menyampaikan, data pengguna Calibra tidak akan digunakan untuk menggaet iklan. “Untuk mendapat kepercayaan masyarakat, kami harus membuat komitmen kuat pada privasi," kata dia dikutip dari CNBC Internasional, Juni lalu.

Calibra merupakan unit bisnis baru Facebook, yang menyediakan layanan dompet digital. Perusahaan teknologi asal AS ini ingin membangun kembali kepercayaan pengguna, setelah skandal keamanan Cambridge Analytica pada tahun lalu. “Jika orang tidak mempercayai kami, mereka dapat menggunakan dompet (digital) lain yang akan tersedia," ujarnya. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.