Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Status Darurat Dicabut

Sri Lanka Chaos, 30 Demonstran Luka-luka

Rabu, 13 Juli 2022 22:24 WIB
Massa demo merangsek ke Kantor Perdana Menteri Sri Lanka di Kolombo, Rabu (13/7). (Foto: Reuters via CNN International)
Massa demo merangsek ke Kantor Perdana Menteri Sri Lanka di Kolombo, Rabu (13/7). (Foto: Reuters via CNN International)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sri Lanka chaos, setelah rangkaian aksi demo yang menduduki sejumlah kantor pemerintahan memprotes kesulitan ekonomi berujung pada kaburnya Presiden Gotabaya Rajapaksa, Rabu (13/7).

Sedikitnya 30 demonstran yang berunjuk rasa di sekitar Kantor Perdana Menteri Sri Lanka di Kolombo pada Rabu (13/7), terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka-luka.

Kepada CNN International, seorang perawat di National Colombo Hospital mengungkap, mayoritas demonstran mengalami keracunan gas air mata. Beberapa di antaranya mengalami luka dan memar, karena nekat melompati pagar.

Namun, perawat tidak mengkonfirmasi adanya luka tembak.

Baca juga : Wilayah Selatan Iran Diguncang Serangkaian Gempa, 5 Tewas, 44 Luka-luka

Hari ini, halaman kantor Perdana Menteri diambil alih oleh pengunjuk rasa, setelah mereka berhadapan dengan polisi bersenjata di pintu gerbang.

Rekaman video dari tempat kejadian dan saksi lokal menyebut, sepanjang hari, polisi Sri Lanka terus menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa.

Status Darurat Dibatalkan

Ketua Parlemen Mahinda Yapa Abeywardena mengatakan, dalam pembicaraan telepon, Rajapaksa sudah menyampaikan pengunduran diri. Namun, surat resmi pengunduran tersebut belum diterima parlemen.

Baca juga : Perkuat Fisik Andritany Cs, Macan Kemayoran Ikat Ahli Nutrisi

Padahal, sesuai konstitusi Sri Lanka, pengunduran diri Presiden harus disampaikan melalui surat resmi.

Dalam situasi ini, Perdana Menteri Ranil Wrickemesinghe didaulat menjadi Plt Presiden. Dia langsung memberlakukan status darurat dan jam malam pada Rabu (13/7), untuk menekan massa demo yang merangsek ke kantor-kantor pemerintahan.

Namun, malam ini, dia mencabut status dan aturan tersebut. Wrickemesinghe kemudian membentuk sebuah komite yang terdiri dari para komandan angkatan bersenjata senior, untuk memulihkan hukum dan ketertiban.

Lewat cuitan Twitter bertanggal 9 Juli, Wrickemesinghe juga telah mengumumkan rencana pengunduran dirinya dari jabatan Perdana Menteri pada Rabu (13/7). Demi membuka jalan bagi semua partai, untuk membentuk pemerintahan yang baru.

Baca juga : Makanya, Hati-hati Menyerang Luhut..!

Pengumuman itu disampaikan, di tengah amukan demonstran yang menduduki Istana Presiden dan Kantor Perdana Menteri Sri Lanka, Sabtu (9/7).

Seruan Dewan HAM PBB

Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta seluruh pihak untuk menahan diri dari berbagai aksi kekerasan dalam krisis politik di Sri Lanka. Demi transisi politik yang damai.

"Pandangan yang luas dan proses inklusif yang menghargai hukum, sangat diperlukan. Pemimpin harus menyerukan warganya agar menghormati kehidupan dan keselamatan properti.  Pasukan keamanan, termasuk militer harus menghormati hak asasi manusia dan mampu menahan diri," cuit Dewan HAM PBB, Rabu (13/7). ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.