Dark/Light Mode

Rusia Ngebom Lagi, 17 Meninggal Puluhan Luka-luka

Zelensky: Apa Ini Namanya, Kalau Bukan Terorisme Terbuka?

Kamis, 14 Juli 2022 18:57 WIB
Tentara Ukraina, berjuang melawan serangan Rusia di wilayah Donbass, Rabu (13/7). (Foto: Reuters via CNA)
Tentara Ukraina, berjuang melawan serangan Rusia di wilayah Donbass, Rabu (13/7). (Foto: Reuters via CNA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rudal Rusia yang menghantam jantung Kota Vinnytsia di wilayah tengah Ukraina pada hari ini, dilaporkan menewaskan 17 orang - termasuk dua anak - dan melukai puluhan lainnya.

Demikian informasi yang dihimpun Jaksa Agung Ukraina, seperti dikutip Reuters, Kamis (14/7).

Bangunan tempat tinggal dan gedung perkantoran hancur lebur, dalam serangan yang menurut militer Ukraina dilakukan dengan rudal Kalibr. Rudal tersebut, kabarnya ditembakkan dari kapal selam di Laut Hitam.

Sedikitnya 90 orang butuh perawatan medis. 50 di antaranya, mengalami kondisi serius. “Serangan tiga rudal itu menghancurkan sebuah pusat medis,” kata polisi.

Baca juga : Apa Ini Namanya Buruk Muka, Cermin Dibelah..?

Rekaman video menunjukkan, asap hitam tebal membumbung tinggi dari gedung-gedung. Petugas layanan darurat wara-wiri ke tempat kejadian, di tengah bunyi raungan sirine.

Sementara gambar asap yang mengepul dari sisa-sisa mobil yang terbakar dan puing-puing yang membara, terekam dalam foto yang dibagikan via online oleh Layanan Darurat Negara Ukraina. Ada juga foto kereta dorong bayi yang ditinggalkan di jalan, dalam kondisi terbalik.

"Apa ini namanya, kalau bukan aksi terorisme terbuka?" sindir Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy via Telegram.

Layanan Darurat Ukraina mengatakan, serangan rudal menghantam tempat parkir mobil di perkantoran berlantai 9, Yuvelirniy pada pukul 10.30 waktu setempat.

Baca juga : Tangkap Ikan Pake Bom Sama Dengan Terorisme

"Sepertinya, tak ada peluang untuk menemukan korban selamat atau berada di bawah reruntuhan," kata seorang pejabat senior layanan darurat regional kepada televisi Ukraina.

Dalam cuitannya di Twitter, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba menuduh Rusia kembali melakukan kejahatan perang. "Kami akan mengadili penjahat perang Rusia, untuk setiap tetes darah dan air mata Ukraina," tulisnya.

Reuters menyebut, Kementerian Pertahanan Rusia belum mengeluarkan pernyataan apa pun terkait situasi ini.

Rusia yang menginvasi Ukraina sejak 24 Februari selalu mengatakan, tak pernah sengaja menargetkan warga sipil.

Baca juga : Korban Tewas Longsor Cisolok Sukabumi Bertambah

Kremlin menegaskan, pihaknya hanya menjalankan operasi militer khusus, untuk mendemiliterisasi Ukraina, dan membasmi apa yang dianggapnya sebagai nasionalis berbahaya.

Namun, Kiev dan sekutu Baratnya mengatakan, itu hanyalah dalih palsu untuk perang yang sama sekali tidak beralasan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.