Dark/Light Mode

Usai Biden Ke Saudi, Putin Pedekate Ke Iran

Kamis, 21 Juli 2022 08:07 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) mengadakan pertemuan dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi (tengah) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Teheran, Selasa, 19 Juli 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) mengadakan pertemuan dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi (tengah) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Teheran, Selasa, 19 Juli 2022.

 Sebelumnya 
Menurutnya, Iran akan menyediakan bantuan untuk Rusia berupa pesawat nirawak atau drone serta senjata. Namun, tudingan itu telah dibantah Teheran.

Berbicara kepada wartawan setelah kunjungan ke Iran, Putin mengatakan, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menawarkan diri menjadi penengah antara Rusia dan Ukraina. Ketika ditanya soal pertemuannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Putin mengatakan, Kiev tidak memiliki keinginan itu.

Baca juga : Presiden ACT Minta Maaf Ke Masyarakat

Rusia tidak melihat kemauan Ukraina melaksanakan kesepakatan Maret lalu. “Hasil akhir tentu saja tergantung pada kemauan para pihak untuk melaksanakan kesepakatan yang telah dicapai,” kata Putin.

Moskow dan Kiev memulai pembicaraan damai empat hari setelah dimulainya serangan militer Rusia di Ukraina pada akhir Februari lalu. Kedua belah pihak bahkan telah mengadakan beberapa pertemuan secara langsung di Belarus, dan melanjutkan pembicaraan virtual.

Baca juga : Buta Kekuatan Lawan, Timnas Pede Menang

Perundingan Rusia-Ukraina juga digelar secara offline pada 29-30 Maret lalu di Istanbul, Turki. Namun, sejak itu pembicaraan benar-benar terhenti. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Rusia telah memberikan Ukraina rancangan perjanjian, tetapi Kiev mengabaikannya.

Negosisi berlangsung lagi pada 13 Juli lalu, dalam upaya memecahkan kebuntuan atas ekspor biji-bijian, yang telah membuat harga pangan melonjak dan jutaan orang menghadapi kelaparan. Namun pertemuan yang melibatkan pejabat PBB dan Turki di Istanbul, lagi-lagi gagal. Pertemuan tersebut dikabarkan bubar setelah lebih dari tiga jam tanpa ada tanda-tanda kesepakatan akan dicapai.

Baca juga : Hari Bronkiektasis Sedunia, Kenali Penyakit Paru Ini

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba menyampaikan, syarat tercapainya negosiasi damai adalah Rusia harus kalah di medan perang. Berbicara dalam sebuah wawancara dengan ForbesUkraina yang diterbitkan pada Senin (18/7), Kuleba menyebut, perilaku agresif Rusia sebagai alasan tidak adanya pembicaraan damai.

“Rusia harus duduk di meja perundingan setelah kekalahannya. Jika tidak, itu akan menjadi bahasa ultimatum lagi,” pungkasnya, dikutip dari Ukrinform. ■ 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.