Dark/Light Mode

Kasus Covid Membengkak, PM Australia Tolak Pembatasan

Kamis, 21 Juli 2022 05:17 WIB
Seorang wanita mengenakan masker saat berjalan melintasi jembatan pusat kota Melbourne, negara bagian Victoria, Australia, 16 Juli 2021. (Foto Reuters/Sandra Sanders)
Seorang wanita mengenakan masker saat berjalan melintasi jembatan pusat kota Melbourne, negara bagian Victoria, Australia, 16 Juli 2021. (Foto Reuters/Sandra Sanders)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gelombang Covid-19 kembali menghantam Australia. Kemarin, warga Australia yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 terus meningkat. Bahkan, angka kasus mendekati rekor puncak Covid-19 di Negeri Kanguru.

Gara-gara hal itu, Pemerintah Australia mengeluarkan imbauan membatasi aktivitas di luar rumah. Perkantoran diminta bekerja dari rumah. Warga diminta kembali memakai masker. Terutama saat berada dalam ruangan.

Pemerintah Australia juga meminta warganya mendapat suntikan booster. Sejauh ini, 95 persen warga di atas 16 tahun, telah menerima dua dosis vaksin. Sekitar 71 persen telah menerima tiga dosis atau lebih.

Baca juga : Tren Kasus Covid Naik, Puan Minta Prokes Sekolah Tatap Muka Diperhatikan

Di tengah tekanan Covid-19, Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese menolak mewajibkan warga memakai masker dalam ruangan dan menetapkan kebijakan ketat.

Menurutnya, kebijakan ketat bakal menyulitkan, karena benar-benar harus ditegakkan. “Tidak semua orang akan mematuhinya, terutama di transportasi umum,” ujar Albanese, dilansir Reuters, Rabu (20/7).

Albanese juga mengimbau perusahaan dan karyawannya memutuskan soal pengaturan kerja dari rumah. Pasalnya, Serikat Pekerja telah menuntut para pengusaha berbuat lebih banyak untuk karyawan mereka.

Baca juga : Kasus Covid Jebol Ke Angka 5.000, Hampir Separuhnya Ada Di Jakarta

Saat ini, Australia dihantam gelombang ketiga Covid-19 varian Omicron. Terutama sub-varian baru Ba.4 dan Ba.5 yang sangat menular. Sepekan terakhir, jumlah kasus sudah lebih dari 300 ribu. Pihak berwenang mengatakan, jumlah sebenarnya bisa dua kali lipat dari angka tersebut.

Sementara Rabu, jumlah kasus baru mencapai 53.850, merupakan angka tertinggi dalam dua bulan. Sekitar 5.350 dirawat di rumah sakit. Hampir mendekati rekor 5.390 yang tercatat pada Januari lalu.

Data resmi menunjukkan, jumlah kasus di negara Bagian Queensland, Tasmania, dan Australia Barat sudah cukup tinggi.

Baca juga : Membaik, Marselino Segera Latihan Bersama Persebaya

Kepala Layanan Medis Australia Paul Kelly memperkirakan, jumlah orang yang dirawat akan segera mencapai rekor tertinggi. Dia bilang, Australia bisa menghadapi jutaan kasus baru dalam beberapa pekan mendatang.

Di saat yang sama, banyak petugas kesehatan di garis depan yang juga sakit atau dalam isolasi. Hal itu makin membebani sistem kesehatan. Presiden Asosiasi Medis Australia Omar Khorshid mengatakan, masker harus diwajibkan di dalam ruangan. ■ 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.