Dark/Light Mode

Tampil Di Biofach 2022

Rempah Organik Indonesia Unjuk Gigi Di Uni Eropa

Rabu, 27 Juli 2022 20:10 WIB
Paviliun Indonesia di Biofach 2022, Nuremberg, Jerman. (Foto KJRI Frankfurt)
Paviliun Indonesia di Biofach 2022, Nuremberg, Jerman. (Foto KJRI Frankfurt)

 Sebelumnya 
Konsul Jenderal RI di Frankfurt Acep Somantri menambahkan, partisipasi Indonesia pada Biofach menunjukkan langkah nyata Pemerintah Indonesia dalam melakukan pemulihan ekonomi nasional.

Biofach merupakan pameran tahunan internasional yang khusus menampilkan produk organik seperti makanan dan minuman, kosmetik, serta produk lain. Produk yang dipamerkan harus memiliki sertifikat organik yang sesuai dengan regulasi organik Uni Eropa yang dikeluarkan sesuai aturan akreditasi dari The International Federation of Organic Agriculture Movements (IFOAM).

Baca juga : Hari Anak Nasional, Wapres Minta Anak Indonesia Terus Ukir Prestasi

Pada pameran kali ini, Paviliun Indonesia menghadirkan enam produsen organik Indonesia. Empat di antaranya hadir langsung di Nuremberg, dan lainnya bergabung melalui platform daring resmi Biofach yaitu ‘Biofach at Home’. Produk yang dihadirkan mencakup rempah-rempah, gula kelapa, minyak esensial, gula kelapa nira, serta minyak kelapa murni.

Menurut Data Badan Statistik Jerman (Destatis), Jerman merupakan importir rempah-rempah serta pasar produk organik terbesar di Eropa. Pada 2021, Jerman mengimpor berbagai rempah-rempah dari negara mitra dagang utamanya senilai 584 juta euro. Nilai ini naik 9,5 persen dibandingkan 2020.

Baca juga : Satu Lagi, Ganda Putra Indonesia Leo/Daniel Melaju Final

Pada 2022, pasar produk organik Jerman mencatatkan rekor penjualan sebesar 15,8 miliar euro. Indonesia merupakan salah satu mitra dagang utama Jerman untuk produk makanan organik, khususnya rempah-rempah.

Pada 2021, ekspor rempah-rempah Indonesia ke Jerman mencapai 37,19 juta euro atau 15,7 persen dari total impor Jerman secara keseluruhan. Nilai ekspor tersebut naik 14,42 persen dibandingkan tahun sebelumnya dengan kontribusi terbesar berasal dari komoditas lada sebesar 28,5 persen, pala (25,5 persen), dan vanila (14,83 persen).

Baca juga : Satu Lagi Wakil Indonesia, Leo/Daniel Melaju Semifinal

“Permintaan terhadap produk organik dan rempah-rempah diperkirakan akan terus tumbuh seiring dengan meningkatnya minat konsumen Jerman terhadap produk organik yang berkelanjutan,” pungkas Eka.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.