Dark/Light Mode

Kena Kanker Hati, Desainer Jepang Issey Miyake Meninggal Dunia Di Usia 84

Selasa, 9 Agustus 2022 17:57 WIB
Desainer kondang asal Jepang, Issey Miyake (Foto: EPA via BBC)
Desainer kondang asal Jepang, Issey Miyake (Foto: EPA via BBC)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perancang busana revolusioner Jepang Issey Miyake meninggal dunia di usia 84 pada Jumat (5/8), karena penyakit kanker hati.

Media Jepang melaporkan, prosesi pemakamannya telah dilaksanakan.

Miyake yang beken karena gaya desain dan parfumnya yang inovatif, sukses membangun merk fashion global. Termasuk, merancang jumper leher kura-kura hitam Steve Jobs yang terkenal.

Selama masa kariernya yang panjang, Miyake memiliki karya yang lekat dengan teknik mode tradisional dan modern.

Miyake yang lahir di Hiroshima pada 22 April 1938,  berusia tujuh tahun ketika kota itu dihancurkan oleh bom atom yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat.

Baca juga : Ditemani Dubes RI Jepang, Gobel Pelajari Keunggulan Pertanian Hokota

Dalam tulisannya di New York Times pada 2009, Miyake tak ingin dikenal sebagai perancang yang selamat dari bom atom.

"Ketika saya memejamkan mata, saya masih melihat hal-hal yang tidak boleh dialami oleh siapa pun," tulisnya.

Dia pun mengungkap kesukaannya, memikirkan hal-hal yang dapat diciptakan, tidak dihancurkan, dan yang membawa keindahan dan kegembiraan.

Miyake muda, sempat bercita-cita menjadi penari atau atlet. Namun, keinginan itu pupus, setelah dia membaca majalah mode milik saudara perempuannya.

Selanjutnya, dia kuliah Desain Grafis di sebuah universitas seni Tokyo, dan kemudian pindah ke Paris pada tahun 1960-an.  Di kota yang menjadi kiblat mode dunia itu, Miyake bekerja dengan desainer kondang Guy Laroche dan Hubert de Givenchy.

Baca juga : Setelah Sumut Dan Jatim, Relawan Pejuang Puan Maharani Muncul Di Banten

Lepas dari Paris, Miyake hijrah ke New York untuk waktu yang singkat. Begitu kembali ke Tokyo pada tahun 1970, dia membuka Miyake Design Studio.

Di era 1980-an, Miyake dikenal sebagai salah satu perancang paling pionir di dunia. Dia menggunakan berbagai bahan, dari plastik hingga logam. Juga bahan tradisional Jepang dan kertas.

Miyake mengembangkan cara baru untuk melipat kain. Dia membungkusnya di antara lapisan kertas, dengan mesin press] panas.

Ini adalah keberhasilan yang terbilang fenomenal. Lipatannya tetap di tempatnya, dan tidak kusut. Mengarah pada lipatan))) khasnya, Please line

Koleksi tas Bao Bao yang terkenal karena small resin triangle-nya, sangat populer. Tiruannya membanjiri pasar.

Baca juga : Gobel: Investasi Jepang Selalu Berdayakan Tenaga Kerja Di Negara Setempat

Gaya berteknologi tinggi yang diusungnya, tetap mengedepankan kepraktisan dan kenyamanan. Tak hanya ngehits di Jepang, tetapi juga di catwalk global.

Rumah modenya mengembangkan aneka pakaian pria dan wanita yang banyak disukai orang. Serta tas, jam tangan, dan parfum.

Sebotol L'Eau d'Issey yang diluncurkan pada tahun 1992, dikabarkan terjual setiap 14 detik.

Line A-POC (A Piece of Clothing), yang sekarang dapat dilihat di museum, dibuat menggunakan mesin tenun khusus yang membuat pakaian dari satu tabung kain yang sustainable.

Miyake dianugerahi Penghargaan Kyoto bergengsi, untuk dedikasinya pada dunia seni pada tahun 2006. Dia juga menerima Order of Culture pada tahun 2010, untuk prestasinya yang luar biasa di bidang budaya dan seni Jepang. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.