Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Dulu Bersandiwara Sebagai PM, Kini Jadi PM Beneran
Truss Siap Hadapi Badai
Rabu, 7 September 2022 08:05 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Setelah proses panjang, akhirnya Liz Truss memenangkan pemilihan Ketua Partai Konservatif, Senin (5/9) dan mulai bertugas kemarin. Dengan demikian, Truss otomatis menjadi Perdana Menteri (PM) Inggris yang baru.
Truss yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Inggris, mengalahkan saingannya, Rishi Sunak, mantan Menteri Keuangan untuk memenangkan jabatan terbaru itu.
Truss sempat hadir dalam pertemuan Menlu anggota G20 di Bali pada 6 Juli lalu. Namun dia pulang lebih cepat setelah Boris Johnson menyatakan mundur dari jabatannya sebagai PM Inggris.
Dalam pemilihan itu, 81.326 anggota memilih Truss, sementara 60.399 anggota memilih Sunak. Jumlah pemilih ada 82,6 persen. Truss berhasil meraup sekitar 57 persen suara, sementara Sunak mencapai 42 persen suara.
Dalam pidato kemenangannya, Truss naik ke panggung untuk berterima kasih kepada para pendukungnya. Dia mengatakan akan memerintah sebagai seorang Konservatif. Dia berjanji memberikan apa yang telah dijanjikan kepada pemilih pada 2019.
Baca juga : Sering Jadi Ban Serep, Ricky Cawor Siap Belajar Dari Pemain Eropa
Dia juga akan mendorong rencana berani untuk memotong pajak dan menumbuhkan ekonomi Inggris. Perempuan 47 tahun itu juga mengatakan akan menangani masalah jangka panjang mengenai pasokan energi negara itu.
Truss juga menekankan kepada delegasi, bahwa dia akan memberikan kemenangan untuk Partai Tory (julukan Partai Konservatif) pada pemilihan berikutnya yang diharapkan pada 2024 mendatang.
Sementara itu, Boris Johnson memberi selamat kepada sekutunya Truss. Menurut Johnson, Truss memiliki rencana yang tepat untuk mengatasi biaya krisis hidup, menyatukan partai dan melanjutkan pekerjaan besar untuk menyatukan dan meningkatkan ekonomi negara Inggris.
“Sekarang adalah waktunya bagi semua kelompok Konservatif untuk mendukungnya 100 persen,” terangnya dilansir Assosiated Press. Sunak juga mengamini pernyataan itu.
Pemimpin Partai Buruh oposisi, Keir Starmer pun men-tweet ucapan selamatnya kepada Truss. “Setelah 12 tahun, yang harus kita tunjukkan adalah upah rendah, harga tinggi, dan krisis biaya hidup. Hanya Partai Buruh yang dapat memberikan awal baru yang dibutuhkan negara kita,” cuitnya.
Baca juga : Ini Saran Buat Bang Zaki
Para pengamat sebelumnya memfavoritkan Truss sebagai pemenang, karena ia telah menghabiskan bertahun-tahun untuk membangun hubungan dengan asosiasi konstituensi dan tetap setia kepada Boris Johnson yang menghadapi tekanan sebagai PM.
Terpisah, Redaktur Politik surat kabar The Independent, Andrew Woodcock mengatakan, setelah kemenangannya, Truss tidak bisa menikmati masa bahagia. Sebab, karena inflasi di Inggris yang dapat mencapai 18 persen dan banyak pihak yang khawatir atas tingginya biaya energi.
“Dia akan langsung menghadapi badai,” kata Woodcock.
Terwujudnya Cita-cita
Pada usia tujuh tahun, Truss pernah memerankan PM Inggris Margaret Thatcher periode 1979-1990, dalam sandiwara pemilu di sekolahnya. Namun tidak seperti sang PM yang memenangkan suara mayoritas pada 1983, Trus kalah dalam acara sandiwara pemilu tersebut.
Baca juga : Guru Besar Yogya Serukan Pilih Pemimpin Amanah Dan Berintegritas
Bertahun-tahun kemudian, Truss mengenang momen itu, seperti dilansir BBC: “Saya berkesempatan (untuk menjadi Thatcher) dan berpidato dengan sungguh-sungguh saat kampanye, tapi berakhir dengan nol suara. Saya bahkan tidak memilih diri saya sendiri,” akunya.
Selama 39 tahun kemudian, ia menyabet kesempatan untuk benar-benar mengikuti jejak sang Wanita Besi (julukan Thatcher) menjadi pemimpin Partai Konservatif dan PM Inggris.
Jejak Orangtua
Truss bernama lengkap Mary Elizabeth Truss lahir di Oxford pada 1975. Ia menyebut ayahnya, yang seorang profesor matematika, dan ibunya yang seorang perawat, sebagai orang berpaham “kiri”.
Sewaktu Truss kecil, ibunya pernah ikut dalam pawai Campaign for Nuclear Disarmament, organisasi yang keras menentang keputusan Thatcher untuk memberi izin pemasangan hulu ledak nuklir AS di RAF Greenham Common, wilayah barat kota London. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya