Dark/Light Mode

510 Penerbangan Dibatalkan

Topan Nanmadol Ancam Jepang, Ribuan Orang Mengungsi

Minggu, 18 September 2022 10:26 WIB
Citra satelit topan Nanmadol di wilayah pulau terpencil di selatan Jepang, Sabtu (17/9). (Foto: JMA via AFP)
Citra satelit topan Nanmadol di wilayah pulau terpencil di selatan Jepang, Sabtu (17/9). (Foto: JMA via AFP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ribuan orang kini berada di shelter pengungsi di wilayah barat daya Jepang, Minggu (18/9). Ancaman topan Nanmadol yang bergerak menuju wilayah tersebut, mendorong otoritas setempat mendesak hampir 3 juta warganya, untuk segera mengevakuasi diri.

Untuk mengantisipasi bahaya yang lebih besar, pemerintah setempat juga telah menangguhkan operasional bullet train, kereta api regional, dan pelayaran kapal feri. NHK bahkan mengatakan, sedikitnya 510 penerbangan telah dibatalkan.

Sementara aliran listrik untuk 25.680 rumah tangga di Kagoshima dan Miyazaki, juga telah dipadamkan.

"Bagian selatan wilayah Kyushu, akan mengalami angin kencang, gelombang tinggi, dan gelombang pasang yang belum pernah dialami sebelumnya. Kita harus ekstra hati-hati," kata Badan Meteorologi Jepang (JMA), seperti dikutip AFP, Minggu (18/9).

Terkait hal tersebut, pejabat Prefektur Kagoshima mengungkap, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan cedera atau kerusakan struktural. Namun, kondisinya memburuk.

Baca juga : Topan Hinnamnor Hantam Korsel, 2 Meninggal 10 Hilang

"Hujan dan angin semakin kencang. Hujannya sangat deras. Anda tidak bisa benar-benar melihat, apa yang ada di luar sana. Semuanya terlihat putih," katanya.

Pada Minggu (18/9) pukul 9 pagi waktu setempat, topan itu berada di 80 km tenggara Pulau Yakushima Jepang, dengan kecepatan angin hingga 252 kmh.

Topan tersebut diperkirakan akan mendarat di Kyushu pada Minggu (18/9) malam, sebelum berbelok ke timur laut dan menyapu pulau utama Jepang, hingga Rabu (21/9) pagi.

Sebelumnya, JMA telah mengeluarkan "peringatan khusus" yang terbilang langka untuk wilayah Kagoshima, di Prefektur Kyushu Selatan.

Peringatan ini dikeluarkan, menyusul kondisi yang hanya terlihat sekali, dalam beberapa dekade.

Baca juga : PLN Gandeng IHI Jepang Gunakan Amonia untuk Co-firing PLTU

JMA mengingatkan, kawasan itu bisa menghadapi bahaya "belum pernah terjadi sebelumnya" dari angin kencang, gelombang badai dan hujan lebat.

"Ini topan yang sangat berbahaya  Angin bisa berhembus sangat kencang. Rumah-rumah bisa roboh. Juga bisa mengakibatkan banjir dan tanah longsor," kata Ryuta Kurora, Kepala Unit JMA, Sabtu (17/9).

Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Pemerintah menyatakan, sebanyak 2,9 juta warga Kyushu telah menerima peringatan evakuasi. Lebih dari 8.500 orang, kini sudah berada di shelter lokal.

Peringatan evakuasi menyerukan orang untuk pindah ke shelter atau akomodasi alternatif, yang dapat melimdungi dari ancaman cuaca ekstrem. Namun, ini tidak bersifat wajib.

Saat ini, Jepang sedang mengalami musim topan dan menghadapi sekitar 20 badai seperti itu, setiap tahunnya. Hujan lebat yang terjadi, dapat menyebabkan tanah longsor atau banjir bandang.

Baca juga : Pencak Silat Dan Turnamen Tepok Bulu Di Jepang Ramaikan Kemerdekaan RI

Tahun 2019, Topan Hagibis menerjang Jepang saat menjadi tuan rumah Piala Dunia Rugby. Topan ini merenggut nyawa lebih dari 100 orang.

Setahun sebelumnya, Topan Jebi yangenutup Bandara Kansai di Osaka, menewaskan 14 orang.

Tahun 2018, banjir dan tanah longsor menewaskan lebih dari 200 orang di wilayah barat Jepang barat, dalam musim hujan tahunan.

Para ilmuwan mengatakan, perubahan iklim meningkatkan tingkat keparahan badai. Serta menyebabkan cuaca ekstrem seperti gelombang panas, kekeringan, dan banjir bandang menjadi lebih sering dan intens. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.