Dark/Light Mode

Konten Sindikat TPPO Seliweran Di Medsos

Sabtu, 24 September 2022 06:09 WIB
Para pembicara dalam diskusi mengenai situasi perdagangan orang di Indonesia, di Kedubes AS. Dari kiri, Direktur Eksekutif YKYU Winda Winowatan, Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care Anis Hidayah, moderator Sonya Hellen Sinombor, dan National Program Officer International Organisation for Migration (IOM) Rizki Inderawansyah. (Foto Paul Yoanda/RM)
Para pembicara dalam diskusi mengenai situasi perdagangan orang di Indonesia, di Kedubes AS. Dari kiri, Direktur Eksekutif YKYU Winda Winowatan, Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care Anis Hidayah, moderator Sonya Hellen Sinombor, dan National Program Officer International Organisation for Migration (IOM) Rizki Inderawansyah. (Foto Paul Yoanda/RM)

 Sebelumnya 
Sejauh ini, modus-modus yang digunakan untuk menggaet korban dilakukan melalui penipuan, penculikan, dan sistem utang. Yang akhirnya membuat korban dipekerjakan secara paksa di pabrik, hingga menjadi korban kekerasan seksual.

Pada kasus khusus, modusnya adopsi anak. Yang klasik adalah bujuk rayu untuk menjadi pembantu rumah tangga.

Baca juga : Kemenkominfo Bagikan Tips Pemasaran Di Medsos

“Modus terbaru, korban diangkat menjadi duta, serta beasiswa palsu,” jelasnya.

Lebih lanjut, Rizki menerangkan, pada masa kini, terdapat modus yang melibatkan korban untuk mencari korban lainnya. Orang yang tadinya korban, pada akhirnya menjadi pelaku. Kasus ini banyak terjadi melalui perekrutan secara online.

Baca juga : Kemenag Siapkan Regulasi Cegah Kekerasan Anak Di Ponpes

Rizki menegaskan, bahwa terdapat perbedaan mendasar antara trafficking (perdagangan) dan smuggling (penyelundupan).

Pada kasus penyelundupan, korban tidak dipaksa jasa dan fisiknya untuk melakukan sesuatu. Serta, dia mengetahui perpindahan dan tujuan perpindahan. Selain itu, pada kasus penyelundupan seringkali hubungan antara penyelundup dan yang diselundupkan selesai saat perpindahan terjadi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.