Dark/Light Mode

Khamenei: Barat Dan Rezim Zionis, Biang Kerok Kerusuhan Terbaru Di Iran

Sabtu, 8 Oktober 2022 08:40 WIB
Pemimpin Agung Republik Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menuding negara-negara Barat dan rezim Zionis di balik gelombang protes terbesar di negaranya, dalam tiga tahun terakhir. (Foto: Tangkapan layar)
Pemimpin Agung Republik Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menuding negara-negara Barat dan rezim Zionis di balik gelombang protes terbesar di negaranya, dalam tiga tahun terakhir. (Foto: Tangkapan layar)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemimpin Agung Republik Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei menegaskan, kerusuhan dan kekacauan terbaru di Iran, dirancang oleh negara-negara Barat dan rezim Zionis, orang-orang bayaran mereka, serta beberapa warga Iran pengkhianat di luar negeri.

"Rakyat Iran, dalam peristiwa ini, sebagaimana juga dalam peristiwa-peristiwa lain, sepenuhnya terjun dengan kekuatan, Di masa depan pun, juga akan seperti ini. Di masa depan, di mana pun musuh ingin menciptakan gangguan, pihak yang paling depan dalam menghadapi gangguan ini adalah rakyat pemberani dan mukmin Iran," kata Ayatullah Khamenei dalam acara wisuda taruna sejumlah Akademi Militer, Angkatan Bersenjata Iran, seperti dilansir rilis Kedutaan Besar Iran untuk Indonesia, Jumat (7/10).

Ayatullah Khamenei menganggap, rakyat Iran layaknya junjungannya: Imam Ali as, adalah rakyat yang tertindas. Namun, pada saat yang sama, Iran adalah bangsa yang kuat.

"Dalam peristiwa yang baru saja terjadi, seorang perempuan muda bernama Mahsa Amini meninggal dunia. Ini membuat hati kita semua terbakar," ujar Ayatullah Khamenei.

Baca juga : Kemenag Siapkan Regulasi Cegah Kekerasan Anak Di Ponpes

Namun, dia menyayangkan reaksi atas peristiwa ini, yang dilakukan tanpa penyelidikan, dan tanpa ada kepastian terkait apa yang sebenarnya terjadi. 

"Sebagian orang turun ke jalan membuat kekacauan, membakar Al Quran, mencopot paksa hijab seorang perempuan, membakar masjid, tempat ibadah, dan kendaraan masyarakat. Ini sesuatu yang tak biasa. Tidak normal," papar pemimpin berusia 83 tahun itu. 

Ayatullah Khamenei menegaskan, kerusuhan terbaru di Iran sudah direncanakan sebelumnya. Menurutnya, jika tidak ada peristiwa meninggalnya perempuan muda itu, dalih lain akan dicari oleh pihak musuh. Agar kekacauan dan kerusuhan bisa diciptakan di Iran.

Dia juga menekankan, belasungkawa negara-negara Barat atas meninggalnya seorang perempuan di Iran adalah dusta. Bertolak belakang dengan tampilan lahir mereka.

"Sebenarnya, mereka gembira karena mendapatkan alasan untuk menciptakan insiden," ucap Ali Khamenei.

Baca juga : Menpora: Peran Pelatih Penting Demi Kemajuan Sepakbola Indonesia

"Di Iran, pejabat tiga lembaga tinggi negara telah menyampaikan belasungkawa, dan Mahkamah Agung Iran sudah berjanji untuk mengusut kasus ini sampai akhir," paparnya.

Ayatullah Khamenei juga menyinggung kemajuan Iran yang cepat di semua bidang, dan kerja keras untuk menyelesaikan sebagian permasalahan lama. Serta mengaktifkan bidang produksi, perusahaan berbasis sains, dan kemampuan negara untuk menggagalkan sanksi.

"Saya hidup di tengah suku Baluch. Mereka sangat setia kepada Republik Islam Iran, suku Kurdi, juga salah satu suku termaju di Iran. Mereka mencintai negaranya, mencintai Islam dan Republik Islam. Karena itu, skenario musuh tidak akan berhasil terhadap mereka," beber Ayatullah Khamenei. 

Pemimpin Agung Iran menegaskan, beberapa orang yang turun ke jalan, adalah sisa-sisa oknum yang sebelumnya mendapatkan pukulan dari Republik Islam seperti kelompok teroris MKO, kelompok separatis, kelompok monarki, dan keluarga dinas intelijen Shah Iran: Savak.

Dia bilang, Mahkamah Agung harus mengadili, serta menghukum mereka, sesuai tingkat keterlibatan dalam perusakan dan gangguan keamanan di jalan-jalan.

Baca juga : Indonesia Dan Norwegia Kompak Berjuang Melawan Perubahan Iklim

Ayatullah Khamenei menuturkan, skenario dan aksi musuh menunjukkan batin mereka, yaitu permusuhan dengan bangsa dan negara Iran.

"Mereka berusaha menciptakan kerusuhan, menghancurkan keamanan negara, dan memprovokasi orang-orang yang mungkin bisa diprovokasi dengan sejumlah kegemparan. Mereka (pihak musuh) menginginkan Iran seperti masa Pahlavi (Shah Iran), yang selalu patuh pada perintah mereka," jelasnya.

Menurut Ayatullah Khamenei, banyak perempuan di Iran yang tidak mengenakan hijab secara sempurna. Tetapi, mereka adalah pendukung serius Republik Islam Iran. Mereka hadir di berbagai pentas untuk kemajuan negara.

"Pihak musuh tidak bisa melihat negara kami, sebagai negara yang mandiri, kuat dan islami," tandasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.