Dark/Light Mode

Hari Quds Dan Melemahnya Zionis Israel

Jumat, 14 April 2023 13:23 WIB
Aksi pawai pro-Palestina, memperingati Hari al-Quds di Berlin, Jerman. [Foto: Tobias SCHWARZ / AFP]
Aksi pawai pro-Palestina, memperingati Hari al-Quds di Berlin, Jerman. [Foto: Tobias SCHWARZ / AFP]

Oleh: Dr. Mohammad Reza Ebrahimi,

Konselor Kebudayaan Iran di Jakarta

RM.id  Rakyat Merdeka - Di awal tulisan ini, saya ingin menyampaikan belasungkawa terkait serangan brutal rezim pendudukan Al-Quds terhadap kiblat pertama umat Islam, Masjid Al-Aqsa.

Baca juga : Rupiah Dibuka Melemah Di Level Rp 14.888

Hari-hari ini, kita menyaksikan kejahatan rezim pembunuh anak-anak dan orang-orang yang tidak berdosa di wilayah pendudukan. Di bulan suci Ramadhan ini, penduduk mazlum (yang tertindas) Palestina yang berpuasa, dirampas hak asasi manusianya yang paling kecil. Mereka tidak bisa melakukan ibadah bahkan di Masjid Al-Aqsa. Anda saksikan bagaimana penduduk yang tertindas ini diserang oleh tentara Zionis.

Karena itu, saat menyiapkan tulisan ini, pikiran saya disibukkan dengan berbagai masalah. Saya berpikir, apa tujuan dari Hari Quds ini dan siapa yang pertama kali menamainya di dunia Islam? Hari Quds dan kepentingan strategis untuk memperingatinya seramai mungkin pertama kali dicetuskan oleh pemimpin besar Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini.

Baca juga : Syarief Hasan: Saatnya Ambil Langkah Nyata Stop Aksi Keji Israel

Berbicara tentang Palestina, perjuangan dan perlawanan Palestina di tahun-tahun ini, tanpa membicarakan Imam Khomeini dan Ayatullah Khamenei, jihad intelektual dan praktis mereka untuk perjuangan Palestina, tidak akan banyak artinya. Berdasarkan kewajiban dan keyakinan agama, saya memutuskan untuk secara sadar mengungkapkan fakta dan membela rakyat Palestina yang tertindas kepada para pembaca yang budiman.

Imam Khomeini menyebut Jumat terakhir di bulan Ramadhan sebagai Hari Quds, "Hari Quds adalah hari internasional, hari bagi yang tertindas untuk menghadapi kaum arogan, hari hidupnya Islam, hari untuk memperingatkan semua negara adidaya bahwa Islam tidak akan lagi berada di bawah kendali mereka dan antek-antek jahat mereka.

Baca juga : Rupiah Melemah Tipis Pagi Ini

Masalah Quds bukanlah masalah pribadi, bukan masalah khusus satu negara dan bukan masalah khusus umat Islam dunia di era sekarang, tetapi masalah Quds adalah peristiwa bagi kaum monoteis dunia dan orang-orang beriman di masa lalu, sekarang, dan masa depan sejak Masjid Al-Aqsa dibangun hingga planet ini masih beredar dalam sistem keberadaannya.

Dan sungguh memalukan bagi negara-negara Islam, yang duduk sambil mengikuti garis hidup negara-negara adikuasa dunia, menyaksikan AS sang kriminal super sepanjang sejarah, menyanjung sekelompok perusak yang tidak memiliki harga diri dan dengan janji-janji palsunya merebut dengan paksa tempat suci dan kiblat pertama dari pemiliknya dan menunjukkan kekuasaan dengan penuh keangkuhan.”
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.