Dark/Light Mode

Kebakaran Hawaii Tewaskan 53 Orang, Biden Deklarasikan Bencana Besar

Jumat, 11 Agustus 2023 08:45 WIB
Presiden AS Joe Biden (Foto: Instagram)
Presiden AS Joe Biden (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mendeklarasikan status bencana besar untuk negara bagian Hawaii, Kamis (10/8), setelah kebakaran yang terjadi sejak Selasa (8/8), meluluhlantakkan wilayah Lahaina, Maui. Saat Biden menetapkan status bencana besar, korban jiwa baru mencapai 36. Namun kini, angkanya melonjak jadi 53.

Menurut keterangan otoritas setempat, 80 persen kebakaran telah berhasil diatasi. Lebih dari 14 ribu orang, sudah direlokasi. Hanya saja, layanan listrik untuk 11 ribu penduduk setempat, masih belum pulih.

“Presiden Joe Biden telah memerintahkan bantuan federal, untuk melengkapi upaya pemulihan negara bagian dan lokal di daerah terdampak kebakaran hutan,” demikian pernyataan Gedung Putih, Kamis (10/8).

Bantuan yang dimaksud, dapat mencakup hibah untuk perumahan sementara dan perbaikan rumah, pinjaman berbiaya rendah untuk menutupi kerugian harta benda yang tidak diasuransikan, dan program lain untuk membantu pemulihan kebakaran.

Dalam acara veteran di Utah, Kamis (10/8), Biden menyampaikan doa tulusnya untuk korban bencana kebakaran Hawaii.

Baca juga : Menteri Perempuan Hingga Tokoh Wanita Inspiratif Ramaikan Istana Berkebaya

“Bukan hanya doa, setiap aset yang kami miliki, akan tersedia untuk mereka,” kata Biden, seperti dilansir CNN International, Kamis (10/8).

"Rumah dan bisnis mereka hancur. Sebagian juga berduka teramat dalam, karena kehilangan orang yang dicintai. Ini belum berakhir,” imbuhnya.

Kekayaan budaya Lahaina, terdampak cukup parah akibat bencana ini. Reuters menyebut, pohon beringin setinggi 60 kaki (18 meter) bersejarah yang menandai istana abad ke-19 Raja Hawaii Kamehameha III, masih berdiri. Namun, beberapa dahannya tampak hangus.

Bencana Terburuk Sejak 1960

Kebakaran di Lahaina, Maui merupakan bencana terburuk yang menimpa Hawaii sejak 1960, satu tahun setelah menjadi negara bagian AS. Ketika itu, tsunami menewaskan 61 orang.

Hingga saat ini, penyebab kebakaran hutan Maui belum bisa dipastikan.

Baca juga : WNI Di AS Deklarasi Dukung Ganjar Presiden 2024

Badan Meteorologi setempat memaparkan, vegetasi kering, angin kencang, dan rendahnya tingkat kelembapan turut berkontribusi pada musibah kebakaran Lahaina.

Profesor Geografi Lingkungan London School of Economics and Political Science, Thomas Smith mengatakan, kebakaran hutan terjadi setiap tahun di Hawaii.

Namun,  kebakaran tahun ini terjadi lebih cepat dan lebih besar dari biasanya.

Pulau Besar Hawaii juga mengalami setidaknya dua kebakaran besar.

Perubahan Iklim

Kebakaran hutan, seringkali disebabkan oleh suhu panas yang memecahkan rekor. Bencana ini memaksa puluhan ribu orang dievakuasi di Yunani, Spanyol, Portugal, dan bagian Eropa lainnya.

Baca juga : Gempa M5,3 Getarkan Sigi Sulawesi Tengah, Guncangan Terasa Kencang Di Parigi

Di Kanada bagian barat, serangkaian kebakaran yang luar biasa parah, mengirimkan awan asap ke petak-petak luas AS, mencemari udara.

Perubahan iklim yang disebabkan ulah manusia, didorong oleh penggunaan bahan bakar fosil. Alhasil, frekuensi dan intensitas peristiwa cuaca ekstrem pun meningkat.

Itu sebabnya, negara-negara harus berusaha keras menekan laju emisi karbon, untuk mencegah bencana iklim.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.