Dark/Light Mode

Tak Diizinkan Bantu Urus Asap, Mahathir Tak Sakit Hati

Sabtu, 21 September 2019 09:38 WIB
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. (Foto: IG @chedetofficial)
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. (Foto: IG @chedetofficial)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah menolak bantuan Malaysia untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera dan Kalimantan. Kendati  niat baiknya ditolak, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad tak sakit hati.

Mahathir menyebut, negaranya punya peralatan untuk menjinakkan api (water bombing equipment) yang bisa menjangkau area luas. Negeri Jiran pun menawarkan bantuan kepada Indonesia untuk memadamkan api.

"Kami telah menawarkan bantuan sepanjang waktu. Kami memiliki pesawat terbang yang khusus menyemprotkan air. Saya pikir itu bisa digunakan," ujar Mahathir dikutip dari Bernama, kemarin. 

Namun, menurut Mahathir, tawaran bantuan itu sejauh ini belum diterima. Ditanya wartawan soal alasan Indonesia tak menerima tawaran bantuan itu, Mahathir tak mengetahuinya. Dia juga menegaskan tak pernah mempertanyakan hal itu ke Presiden Jokowi. "Saya tak tahu mengapa," ucapnya. 

Baca juga : Kuching Masih Teratas, Jakarta Ranking Lima

Pria yang dijuluki Dr M itu pun meminta wartawan untuk bertanya langsung ke Jokowi. "Tanyakan (kepada Jokowi) 'mengapa Anda tidak mau menerima bantuan kami?'," imbuh Mahathir.  

Mahathir sendiri tak merasa kecewa. Dia fokus pada penanganan asap di negaranya. Mulai pemadaman, sampai pencegahan dampaknya kepada masyarakat."Kita salat minta hujan. Kita juga mencoba menyemaikan awan (membuat hujan buatan) serta meminta warga mengenakan masker," beber pria berusia 93 tahun ini.

Untuk membuat hujan buatan, kemungkinan akan digunakan drone. Namun Mahathir belum mengetahui anggaran yang diperlukan. 'Kita bisa pakai beberapa, bukan satu, untuk daerah tertentu, seperti Putrajaya yang sangat terdampak kabut asap," ucapnya. 

Mahathir juga tengah mempertimbangkan penerapan undang-undang untuk menghukum perusahaan-perusahaan Malaysia yang terlibat Karhutla di Indonesia. Dia ingin perusahaan-perusahaan yang memicu krisis kabut asap tersebut bertanggung jawab. 

Baca juga : Pakai Masker, Mahathir Tetap Jalani Hobi Berkuda

Pekan lalu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Indonesia Siti Nurbaya Bakar menyebutkan bahwa sejumlah titik api terdeteksi berada di kebun kelapa sawit yang dioperasikan oleh setidaknya empat anak usaha perusahaan Malaysia.

Perusahaan-perusahaan itu adalah Sime Indo Agro anak perusahaan Sime Darby Plantation Bhd, Sukses Karya Sawit anak perusahaan IOI Corp Bhd, Rafi Kamajaya Abadi anak perusahaan TDM Bhd. Ketiganya beroperasi di Kalimantan Barat. Satu lagi adalah PT Adei Plantation and Industry milik Kuala Lumpur Kepong Bhd (KLK). Anak perusahaan ini beroperasi di Riau.

Terpisah, Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Malaysia, Anwar Ibrahim tidak mau menyalahkan Indonesia dalam krisis kabut asap ini. "Ada yang mengatakan orang Indonesia yang salah, tetapi ada perusahaan Malaysia yang terlibat, dan perusahaan Singapura memiliki banyak saham di sana, sehingga ketiganya harus menanggung kesalahan," tegas Anwar dilansir dari Channel News Asia, kemarin. 

Calon pengganti Mahathir ini pun meminta perusahaan-perusahaan penyebab kebakaran hutan di Indonesia untuk diseret dan dimintai pertanggungjawaban. "Begitu terbukti bahwa perusahaan-perusahaan ini terlibat, maka mereka harus diseret dan dimintai pertanggungjawaban," tegas Anwar.

Baca juga : Habibie Tutup Usia, Mahathir Sampaikan Duka Cita

Menurut Anwar, perusahaan harus bertanggung jawab menyediakan sumber daya untuk membantu meredakan kebakaran. Mereka tidak boleh serta merta meninggalkan beban pemadaman api 'seluruhnya' kepada pemerintah Indonesia.

"Pengaruh konglomerat-konglomerat besar begitu kuat , mereka mendaftarkan laba 800 juta hingga 1 miliar ringgit Malaysia, tetapi mereka masih tidak mampu menyisihkan 20 juta hingga 30 juta ringgit Malaysia untuk membantu meringankan bagian dari masalah," sesal Anwar. Dia pun meminta negara-negara di ASEAN bekerjasama mengatasi kabut asap. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.