Dark/Light Mode

Singapura: Tak Ada Makanan Asal Jepang Yang Terkontaminasi Limbah Radioaktif

Senin, 4 September 2023 08:08 WIB
Pembuangan limbah nuklir yang telah diproses dari PLTN Fukushima Daiichi ke Samudera Pasifik, telah dimulai sejak 24 Agustus 2023. (Foto: Net)
Pembuangan limbah nuklir yang telah diproses dari PLTN Fukushima Daiichi ke Samudera Pasifik, telah dimulai sejak 24 Agustus 2023. (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pangan Singapura (SFA) memastikan, pihaknya belum menemukan sampel makanan asal Jepang yang terkontaminasi limbah radioaktif dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi, Minggu (3/9/2023).

Pernyataan ini disampaikan, menanggapi podcast Wall Street Journal (WSJ) bertajuk Banyak Negara Melarang Impor Makanan Jepang.

Podcast yang diposting pada 24 Agustus 2023 itu mengatakan, Singapura telah menemukan kontaminasi radioaktif dalam sampel sayuran asal Jepang.

"Podcast WSJ itu merujuk rilis media yang diterbitkan Otoritas Agri-Food & Veterinary Singapura, pada tahun 2011. Situasi saat ini, tentu berbeda," ujar SFA seperti dilansir Channel News Asia, Senin (4/9/2023).

Meski diposting di situs WSJ pada 24 Agustus, SFA mengatakan, podcast tersebut merujuk pada data 25 Maret 2011. Atau dua minggu setelah PLTN Fukushima Daiichi, Jepang dihantam tsunami akibat gempa M7,3.

Baca juga : Penurunan Harga Makanan Dan Minuman Tekan Laju Inflasi Di Jakarta

Hingga saat ini, SFA belum menemukan sampel sayuran atau produk makanan asal Jepang, yang terkontaminasi.

SFA menegaskan, negaranya mengadopsi pendekatan berbasis sains, dalam menilai risiko keamanan pangan.

Seluruh makanan yang diimpor ke Singapura, tunduk pada sistem pengawasan dan pemantauan SFA, yang mencakup pengawasan radiasi.

Singapura tak segan mengambil langkah hukum, jika ada makanan impor yang ditemukan tidak aman atau tidak layak untuk dikonsumsi.

Tanggal 3 Agustus, atau kurang dari tiga minggu sebelum Jepang mencicil pembuangan limbah radioaktif yang telah diproses dari PLTN Fukushima Daiichi ke Samudera Pasifik, Menteri Keberlanjutan dan Lingkungan Hidup Grace Fu mengatakan, SFA telah memantau seluruh produk impor pangan dengan cermat. Termasuk, dari Jepang.

Baca juga : Soal Larangan Impor Makanan Laut, Mentok-Mentok, Jepang Seret China Ke WTO

“Badan Lingkungan Nasional (NEA) menilai, rencana pembuangan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut oleh Jepang, kemungkinan tidak akan berdampak pada air laut di atau sekitar perairan Singapura,” papar Grace Fu kala itu.

"Hasil pengukuran tingkat radioaktivitas, tetap berada dalam tingkat alamiah kita," imbuhnya.

Tanggal 24 Agustus, otoritas Jepang mulai membuang limbah PLTN Fukushima Daiichi, yang awalnya digunakan untuk mendinginkan reaktor yang rusak.

Jepang Pastikan Aman

Badan Perikanan Jepang mengumumkan, tidak ada ikan di perairan sekitar PLTN Fukushima Daiichi, yang terkontaminasi limbah radioaktif. Kesimpulan ini didapat, berdasarkan hasil uji sampel yang dilakukan dua hari setelah Jepang mencicil limbah nuklir yang telah diproses.

Menyikapi pelepasan limbah ini, pemerintah China melarang semua impor makanan laut asal Jepang. Sementara Hong Kong, membatasi produk akuatik dari 10 prefektur Jepang.

Baca juga : LinkAja Jadi Uang Elektronik Pertama Pembayaran LRT Jabodebek

Di Korea Selatan, sedikitnya 50 ribu orang demo menuntut pemerintah negara tersebut mengambil tindakan atas pembuangan limbah nuklir Jepang.

Dalam insiden terpisah, demonstran yang merangsek ke Gedung Kedutaan Jepang di Seoul, ditangkapi.

Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol dan PM Korsel Han Duck-soo telah dua kali pamer makan seafood, untuk menyakinkan masyarakat terhadap keamanan produk makanan laut, setelah Jepang membuang limbah PLTN Fukushima Daiichi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.