Dark/Light Mode

Soal Larangan Impor Makanan Laut, Mentok-Mentok, Jepang Seret China Ke WTO

Selasa, 29 Agustus 2023 18:50 WIB
Ilustrasi produk makanan laut (Foto: Bloomberg)
Ilustrasi produk makanan laut (Foto: Bloomberg)

RM.id  Rakyat Merdeka - Jepang mengancam akan menyeret China ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), untuk membatalkan larangan Beijing terhadap semua impor produk makanan laut negaranya, setelah pelepasan limbah nuklir yang telah diproses dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi pada Kamis (24/8/2023).

"Jepang akan mengambil segala tindakan yang diperlukan, untuk membatalkan larangan impor produk akuatik yang diterapkan China, dengan berbagai cara. Termasuk, kerangka WTO," papar Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi kepada wartawan, seperti dikutip Reuters, Selasa (29/8/2023).

Terpisah, Menteri Keamanan Ekonomi Sanae Takaichi mengatakan, langkah ke WTO akan ditempuh bila penyelesaian diplomatik dirasa mentok.

Pernyataan ini mencuat, setelah perusahaan dan fasilitas umum Jepang terus-terusan menerima harassment calls dari nomor telepon dengan kode negara China +86.

Baca juga : DPR Ingin Bakamla Kuat

Mayoritas penelepon mengeluhkan pembuangan limbah nuklir di Fukushima. Sekalipun limbah tersebut telah diproses.

Jiji News melaporkan, hingga saat ini, Badan Kebijakan Nasional Jepang telah menerima 225 laporan telepon bernada pelecehan.

Merespons hal tersebut, pemerintah Jepang meminta bantuan perusahaan telekomunikasi, untuk memblokir panggilan telepon tersebut.

Juru Bicara Nippon Telegraph and Telephone (NTT) Communications melaporkan, jumlah pengguna telepon rumah yang meminta untuk memblokir nomor asing, kini semakin bertambah banyak.

Baca juga : Airlangga Minta Negara Lain Nggak Cawe-cawe

NTT dan perusahaan telepon lainnya, termasuk KDDI dan SoftBank Corp kini tengah mendiskusikan langkah-langkah yang akan ditempuh, terkait permintaan pemerintah.

"Banyaknya telepon pelecehan yang kemungkinan besar dari China ini sangat kami sesalkan. Ini mengkhawatirkan,” kata Menteri Perdagangan Yasutoshi Nishimura dalam konferensi pers.

Nishimura menambahkan, berdasarkan laporan masyarakat Fukushima, panggilan tersebut juga banyak ditujukan ke rumah sakit.

"Saat ini, kehidupan manusia dipertaruhkan. Tolong segera hentikan panggilannya,” ucapnya.

Baca juga : Disebut Dalangi Serangan Kremlin, Amerika Bantah Mentah-Mentah

Nishimura menjelakan, saat ini, pemerintah Jepang sedang mengumpulkan informasi mengenai laporan gerakan boikot produk negaranya di China.

Jepang akan bekerja sama dengan para pemimpin bisnis, untuk mengatasi situasi tersebut.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.