Dark/Light Mode

Dikucilkan Barat, Eurasia Bidik Ekonomi ASEAN

Kamis, 23 November 2023 05:52 WIB
Anggota Dewan sekaligus Menteri Integrasi dan Makroekonomi Komisi Ekonomi Eurasia Sergey Glaziev. (Foto Kedubes Rusia Jakarta)
Anggota Dewan sekaligus Menteri Integrasi dan Makroekonomi Komisi Ekonomi Eurasia Sergey Glaziev. (Foto Kedubes Rusia Jakarta)

RM.id  Rakyat Merdeka - Persatuan Ekonomi Eurasia atau Eurasian Economic Union (EAEU) membidik peluang kerja sama ekonomi dengan Asia Tenggara (ASEAN).

Serangan Rusia ke Ukraina membuat Komisi Ekonomi Eurasia atau Eurasian Economic Commission (EEC) turut dikucilkan negara-negara barat. Namun, EEC melihat peluang ASEAN sebagai pusat perekonomian baru dunia. Persatuan Ekonomi Eurasia terdiri dari Rusia, Kazakhstan, Belarus, Armenia dan Kirgizstan. Pada 2020, Uzbekistan dan Kuba diterima bergabung dalam blok itu dengan status observer (pengamat).

Anggota Dewan sekaligus Menteri Integrasi dan Makroekonomi EEC, Sergey Glaziev mengatakan, ASEAN adalah salah satu mitra penting persatuan ekonomi Eurasia. Kedua belah pihak saat ini sedang melalui periode peralihan, yang diperlukan untuk saling memahami.

“Tahun ini kami memperkirakan pertumbuhan perdagangan antara Persatuan Ekonomi Eurasia - ASEAN sekitar 11 persen,” kata Glaziev di Round Table ‘EAEU and ASEAN Economic Agenda: Overlapping Interests’, Selasa (21/11/2023).

Baca juga : Kemendikbud: Pendidikan Vokasi Dukung Perekonomian Nasional

Selama lima tahun ini, hubungan masing-masing negara anggota EAEU maupun EEC dengan ASEAN berkembang pesat. Ini tercermin dari semakin banyaknya perputaran perdagangan antara EAEU dan negara-negara ASEAN beberapa tahun terakhir.

Glaziev memperkirakan, pertumbuhan perdagangan EAEU kemungkinan akan bertambah ke depannya. Karena itu, komunitas bisnis Eurasia memerlukan ASEAN dalam dua tahun ke depan, untuk meningkatkannya dari lebih dari 100 juta dolar.

Hal ini terjadi karena dunia telah berubah. Glaziev mengatakan, embargo negara barat terhadap hubungan dagang dengan Rusia dan Belarus, mengharuskan EAEU mencari peluang baru. ASEAN menjadi importir terbesar kedua ke negara-negara Eurasia. Ini menjadi peluang pengembangan lebih lanjut bagi EAEU, karena ASEAN merupakan bagian pusat perekonomian baru dunia.

“Pusat perekonomian dunia berubah dari barat ke Asia Tenggara. Bagi persatuan ekonomi Eurasia, sangat penting melanjutkan kerja sama dengan negara-negara ASEAN agar lebih erat, lebih fleksibel, mencari peluang, melihat pasar ASEAN telah berkembang begitu pesat,” ujarnya.

Potensi EAEU-ASEAN

Baca juga : Kemenko PMK: Kuatkan Literasi, Membangun Ekonomi

Glaziev menekankan pentingnya mewujudkan potensi kerja sama yang ada antara EAEU dan ASEAN dalam skala penuh. Kedua belah pihak pun perlu melakukan analisis rinci terhadap agenda ekonomi masing-masing. Termasuk menentukan bidang kerja sama ekonomi yang paling menjanjikan bagi kedua belah pihak.

Glaziev mengatakan, komoditas yang paling banyak diperdagangkan kedua belah pihak, saat ini masih berdasarkan permintaan pasar. Namun ia juga menyebutkan komoditas unggulan kedua belah pihak.

EAEU mengekspor pupuk mineral secara penuh ke ASEAN dan mengimpor furnitur, tekstil, beras, buah-buahan tropis, dan minyak sawit. Namun menurut Glaziev, perdagangan harus ditingkatkan ke dalam struktur yang lebih modern. Contohnya dalam hal teknologi informasi, industri pembuatan kapal, hingga tenaga nuklir.

Glaziev mencontohkan, dalam kaitan pembangunan ibu kota baru Indonesia, IKN Nusantara, Rusia mengusulkan membangun stasiun atom nuklir di wilayah Kalimantan sebagai salah satu sumber energi.

Baca juga : Tantangan Ke Depan Berat, Indonesia Butuh Pimpinan Yang Paham Ekonomi

“Jika ibu kota baru dibentuk, dibangun, maka dibutuhkan banyak energi dan Rusia mengusulkan untuk membangun stasiun atom nuklir di wilayah ini, Kalimantan, dan proyek pertama kita dapat mengusulkan pembangkit listrik tenaga nuklir, yang akan memberi energi pada ibu kota baru,” ujarnya.

Analisis menyeluruh, menurut Glaziev, dapat membuka jalan menuju penguatan hubungan antara EAEU dan ASEAN. Mengidentifikasi kepentingan yang tumpang tindih berguna untuk perencanaan strategis, baik EAEU maupun ASEAN untuk periode setelah 2025. Analisis juga penting untuk menentukan jalan bagi dialog ASEAN-EAEU yang berkelanjutan.

“Anda dapat belajar dari pengalaman integrasi kami menyatukan perekonomian Eurasia. ASEAN sebagai organisasi awal yang dianggap sukses. Kami dapat membangun kemitraan besar Eurasia, yang diprakarsai Presiden Rusia, Bapak Putin,” ujarnya.

Sementara pengamat bidang militer dan pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie, menggarisbawahi pentingnya mengidentifikasi tujuan bersama dan bidang yang saling menguntungkan dengan alasan yang baik. Hal ini untuk membangun kerangka kerja di masa percobaan. Menurutnya, kedua blok harus menghormati perbedaan pemahaman ekonomi, budaya, keberagaman, industri hingga sistem politik.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.