Dark/Light Mode

Gabriel Attal, PM Termuda Prancis Berusia 34 Tahun, Blak-Blakan Ngaku Gay

Rabu, 10 Januari 2024 09:32 WIB
Menteri Pendidikan dan Pemuda Gabriel Attal kini menjadi PM Prancis. (Foto: Instagram)
Menteri Pendidikan dan Pemuda Gabriel Attal kini menjadi PM Prancis. (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gabriel Attal, Menteri Pendidikan berusia 34 tahun akhirnya resmi ditunjuk sebagai Perdana Menteri (PM) Prancis.

Dia menggantikan Elisabeth Borne, yang mengundurkan diri dari jabatannya pada Senin (8/1/2024), setelah 20 bulan masa jabatan yang penuh gejolak, yang ditandai dengan reformasi pensiun yang tidak populer dan kerusuhan di perkotaan pada musim panas lalu. Terutama, setelah penembakan polisi terhadap seorang remaja laki-laki keturunan Aljazair.

Penunjukan bersejarah ini dilakukan Presiden Emmanuel Macron untuk mendongkrak popularitas pemerintahannya yang tengah anjlok.

Dalam upacara serah terima jabatan pada Selasa (9/1/2024), Attal menggambarkan Borne sebagai PM yang penuh tindakan  dan keberanian.

"Kisah pribadi dan etika politik Anda menjadi sebuah keteladanan. Kami berutang budi pada Anda," kata Attal, seperti dilansir CNN International, Selasa (9/1/2024).

Pria Gay Pertama

Baca juga : Sambut Natal, WOM Finance Berbagi Bareng Anak-Anak Panti Asuhan

Attal yang lahir pada 16 Maret 1989 tak hanya menjadi PM termuda di Prancis, tetapi juga pria gay pertama yang menjabat posisi penting tersebut.

Reuters menyebut, Attal adalah PM Prancis pertama yang blak-blakan mengaku gay.

Attal menjadi salah satu politisi LGBTQ paling terkemuka dan berkuasa di dunia.

Dia menikah dengan Stephane Sejourne. Pria kelahiran 26 Maret 1985 itu pernah menjadi penasihat Macron di Kementerian Ekonomi.

Attal, tokoh yang sedang naik daun di Partai Renaisans pimpinan Macron, telah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Pemuda Nasional sejak Juli 2023.

Baca juga : Prancis Kalah: Harusnya Kami Bisa Manfaatkan Keunggulan Pemain

Selama masa jabatannya, anak ideologis Macron itu memberlakukan larangan kontroversial terhadap penggunaan abaya di sekolah umum Prancis, dan berupaya meningkatkan kesadaran terhadap bullying di sekolah.

“Gabriel Attal yang terhormat, saya tahu, saya dapat mengandalkan energi dan komitmen Anda,” kata Macron dalam sebuah postingan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, setelah pengumuman tersebut, Selasa (9/1/2024).

Dalam postingan terpisah, Attal mengucapkan terima kasih kepada Macron atas kepercayaannya. Dia berjanji memberikan yang terbaik untuk Prancis.

Dalam pidato pencalonannya, Attal mengatakan, pendidikan, inflasi, liberalisasi ekonomi Perancis, dan pembangunan pemuda adalah salah satu prioritas negara.

Peraih gelar Master of Public Affairs dari The Paris Institute of Political Studies itu menggarisbawahi sektor pendidikan, yang menurutnya adalah ibu dari perjuangan. Inti prioritas.

Baca juga : Jelang Natal, GBI-HMJ Angkat Tema Yesus Berkuasa Di Sorga Dan Bumi

“Sebagai perdana menteri, saya akan mendedikasikan semua upaya yang diperlukan untuk keberhasilannya. Ini akan menjadi salah satu prioritas mutlak saya, sebagai kepala pemerintahan,” papar Attal.

Setelah terpilih menjadi anggota Majelis Nasional Prancis pada Juni 2017, karier Attal di jagat politik meningkat pesat. Dia dipercaya menjadi Wakil Menteri Pendidikan Nasional dan Pemuda pada 2018, Juru Bicara Pemerintah di masa pandemi Covid-19 pada 2020, Menteri Kebijakan Publik dan Keuangan pada 2022, serta Menteri Pendidikan Nasional dan Pemuda pada 2023.

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.