Dark/Light Mode

Menang Lomba Pekarangan Rumput Paling Jelek Di Dunia

Sabtu, 13 Januari 2024 07:19 WIB
Kathleen Murray dari Sandford, Australia, berdiri di pekarangan rumahnya yang berantakan. (Foto The Guardian)
Kathleen Murray dari Sandford, Australia, berdiri di pekarangan rumahnya yang berantakan. (Foto The Guardian)

RM.id  Rakyat Merdeka - Seorang wanita di Australia memenangkan kompetisi dunia untuk kategori pekarangan rumput paling jelek di dunia. Ini merupakan kompetisi aneh untuk mendorong masyarakat peduli pada perubahan iklim.

Kathleen Murray dari Sandford, Tasmania, Australia, dinobatkan sebagai pemenang kontes yang diselenggarakan kota Gotland, Swedia. Kota Gotland memulai kontes ini dua tahun yang lalu.

Kompetisi ini mulanya untuk mendorong penduduk setempat agar hemat air di tengah kekeringan yang hampir menimbulkan bencana di kota tersebut. Tahun ini, kontes tersebut mendunia.

Baca juga : Kemlu Pastikan WNI Aman Pascaserangan AS Dan Inggris Di Yaman

Pekarangan rumput di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, Perancis dan Kroasia saling bersaing untuk mendapatkan hasil yang tidak estetis. Halaman rumput Murray memiliki hamparan rumput kuning yang tumbuh jarang, tanaman layu, dan banyak lubang kering yang disebabkan bandicoot, hewan lokal asli Australia. Bandicoot adalah sejenis hewan marsupilia yang memiliki moncong runcing dan kaki belakang panjang yang digunakan untuk melompat.

“Para bandicoot suka menggali, begitulah cara mereka menemukan makanan favorit mereka,” kata Murray dilansir The Guardian.

Dulu, Murray mengira bandicoot adalah satwa liar pemusnah massal, atau hama. Namun pandangannya terhadap hewan yang mirip tikus itu sekarang berbeda.

Baca juga : Anies Diancam Ditembak, Polri Gercep Usut Pelakunya

“Saya melihat bahwa mereka benar-benar telah membebaskan saya dari keharusan memotong rumput,” kata Murray.

Murray dianugerahi kaos yang bertuliskan: “Pemilik Pekarangan Rumput Paling Jelek di Dunia”. Pejabat Gotland mengatakan, kompetisi tersebut telah mengurangi konsumsi air sebesar 5 persen.

Gotland hampir kehabisan air selama musim panas tiga tahun lalu. Mimmi Gibson dari Pemerintah Kota Gotland mengatakan, cara yang paling tepat untuk mendorong orang-orang menjadi pahlawan iklim adalah meminta mereka tidak melakukan apa pun.

Baca juga : PHE OSES Beri Bantuan Teknologi Rumah Pengering Ikan Di Pulau Sabira

“Kita perlu mulai bicara tentang cara menghemat air. Ini adalah masalah global. Terkadang, orang-orang selalu ingin menjaga halaman rumput mereka tetap hijau, rapi, dan subur. Dengan kompetisi ini akan lebih mudah bagi seseorang mengatakan bahwa dia sedang ikut kompetisi, sehingga dia tidak perlu menyirami halamannya,” pungkas Gibson. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.