Dark/Light Mode

Wapres Tinjau Rumah Pemotongan Hewan Bersertifikat Halal Di Wellington

Kamis, 29 Februari 2024 19:17 WIB
Wapres KH Maruf Amin memberikan keterangan usai meninjau rumah pemotongan Taylor Preston, di Selandia Baru, Kamis (29/2/2024). (Foto: Setwapres)
Wapres KH Maruf Amin memberikan keterangan usai meninjau rumah pemotongan Taylor Preston, di Selandia Baru, Kamis (29/2/2024). (Foto: Setwapres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Presiden (Wapres) KH Maruf Amin didampingi Ibu Wury meninjau proses penyembelihan sapi di Taylor Preston Limited, Ngauranga Gorge, Wellington, Selandia Baru, Kamis (29/02/2024). Kunjungan tersebut antara lain untuk memastikan kehalalan daging yang akan diekspor ke Indonesia. 

Salah satu komoditas perdagangan terbesar dari Selandia Baru ke Indonesia adalah daging sapi. Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, Indonesia mensyaratkan sertifikasi halal bagi produk daging sapi dari Selandia Baru. Kehalalan tersebut mencakup kehalalan sejak proses penyembelihan hingga pengemasan

Dalam peninjauan tersebut, Wapres mengenakan pakaian keamanan dan menerima penjelasan terkait proses penyembelihan dari pihak manajemen Taylor Preston Limited. Pemilik Taylor Preston Limited John Preston mendampingi Wapres saat melihat proses pengelolaan daging melalui viewing room (ruang tinjau).

Usai peninjauan, Wapres mengatakan Taylor Preston adalah perusahaan yang salah satu produknya berupa daging sapi di ekspor ke Indonesia. 

Baca juga : UMKM Ayo Urus NIB Dan Sertifikat Halal, Gratis!

"Kami melihat pertama, bahwa (daging) itu memperoleh pengakuan halal dari beberapa lembaga halal di Selandia Baru yang memperoleh endorsement dari sertifikasi halal Indonesia," kata Wapres. 

Kiai Maruf menjelaskan, dalam proses penyembelihan sapi pertama kali dibuat pingsan dengan menyetrum di area dagu. 

"Informasinya (penyetruman) memang tidak sampai mematikan, hanya memingsankankan saja dan kalau dipotong dalam tempo beberapa menit selesai secara otomatis mekanik cepat sekali," terangnya.

Wapres menambahkan, proses penjagalan dilakukan setelah sapi berkurang kesadarannya, kemudian disembelih manual oleh penjagal, selayaknya proses sembelih yang sesuai syariat Islam. Selanjutnya, sapi akan dikuliti dan dipotong-potong dengan bantuan mesin.

Baca juga : Bupati Sidoarjo Disebut Banyak Terima Jatah

"Setiap hari 450 sampai 600 ekor sapi diekspor ke Indonesia, hanya sebagian kecil untuk dunia, paling banyak saya tanya diekspor ke China dan Amerika Serikat," ungkapnya.

Lebih lanjut Wapres menuturkan, dari jumlah tersebut, hanya sebagian kecil yang diekspor ke Indonesia. 

"Ke Indonesia ada dari sini, dari Australia, dan ada juga Brasil. Di sini belum begitu besar, karena yang sebagian besar itu ke China dan AS melayaninya. Tapi cukup besar sekitar 16 persen," ungkapnya.

Kendati proses halal dalam penyembelihan sapi di Selandia Baru sudah dipastikan, Wapres menegaskan Indonesia tetap berupaya agar pemenuhan komiditas daging dapat dipenuhi dari dalam negeri, tidak semata mengandalkan impor dari negara lain.

Baca juga : Stabilisasi Harga, Pemkot Tangerang Hadirkan Beras Murah Di 104 Kelurahan

"Saya kira kita swasembada lah," jawab Wapres ketika ditanya tentang apa yang mungkin dapat diduplikasi dari Selandia Baru.

"Kita harapkan ke depan kita kurangi impor daging sapi. Kita kan punya wilayah-wilayah yang cukup besar di Sulawesi, Kalimantan, di NTT (Nusa Tenggara Timur), ada padang-padang rumput yang luas," pungkasnya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.