Dark/Light Mode

Kurang Kinclong Di Debat Pertama Capres AS, Bisakah Joe Biden Ditarik Mundur?

Jumat, 28 Juni 2024 21:17 WIB
Joe Biden kembali mencalonkan diri sebagai Presiden AS. (Foto: Instagram)
Joe Biden kembali mencalonkan diri sebagai Presiden AS. (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Debat Capres Amerika Serikat (AS) pertama telah berakhir, dengan hasil yang sepertinya kurang baik untuk petahana Joe Biden. Alih-alih meredam kekhawatiran publik tentang usianya yang sudah sepuh: 81 tahun, debat perdana ini malah memperdalam hal tersebut.

Beberapa politisi Demokrat dilaporkan mengirim pesan kepada komentator CNN International, dengan harapan Biden minggir. Sebagian lagi, dikabarkan akan segera menyambangi Gedung Putih, dan menyatakan keprihatinan tentang Biden sebagai kandidat Demokrat.

Apa jadinya jika Biden mundur sekarang?Siapa yang bisa menggantikannya? Apa yang akan terjadi, jika Biden meninggalkan gelanggang Pilpres AS 2024?

Secara resmi, kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat akan dipilih dalam Konvensi Nasional Demokrat (DNC) di Chicago, pada 19-22 Agustus mendatang.

Dalam konvensi itu, seorang kandidat harus memenangkan dukungan dari mayoritas delegasi, atau pejabat partai yang secara resmi memilih calon.

Delegasi ditugaskan secara proporsional, berdasarkan hasil pemilihan pendahuluan masing-masing negara bagian.

Baca juga : Lagi Jogging Di Taman Safari, Wanita 36 Tahun Digigit 3 Serigala Kutub

Tahun ini, Biden memenangkan hampir 99 persen dukungan, dari jumlah delegasi yang mendekati angka 4.000.

Menurut aturan DNC, delegasi bersumpah setia pada kandidat, dan terikat untuk mendukung pencalonannya.

Jika Biden keluar, hukumnya bebas-bebas saja. Tidak ada mekanisme resmi bagi Biden, atau siapa pun di partai untuk memilih penggantinya. Ini berarti, Demokrat berpotensi menggelar konvensi terbuka.

Sejauh ini, Biden tidak memberikan sinyal bakal minggir. Lantas, bisakah Biden dipaksa keluar?

BBC menyebut hal ini sebagai skenario yang kurang masuk akal. Di era politik modern, partai nasional besar tidak pernah mencoba mengambil alih nominasi yang bermusuhan.

Tak ada bukti rencana serius untuk upaya tersebut. Namun, peraturan DNC memiliki beberapa celah kecil yang secara teori memungkinkan untuk mendorong Biden keluar.

Baca juga : Sapi Kurban Jokowi Disembelih Pertama Di Masjid Istiqlal

Aturan mengizinkan delegasi untuk mencerminkan sentimen pilihannya, dengan hati nurani yang baik. Ini berarti, mereka dapat melihat ke sosok lain, jika pemilih Demokrat di seluruh negeri berbalik melawan Biden dalam jumlah besar.

Wakil Presiden AS Kamala Harris akan secara otomatis mengambil posisi Biden, jika dia mengundurkan diri dari jabatan presiden.

Tetapi, aturan yang sama tidak berlaku jika Biden menarik diri sebagai kandidat untuk Pilpres November mendatang. Tidak ada mekanisme yang memberikan keunggulan kepada wakil presiden, dalam konvensi terbuka.

Harris tetap harus memenangkan mayoritas delegasi, sama seperti kandidat lainnya. Jika sudah mendapat tiket Demokrat, Harris pasti bisa disukai. Namun faktanya,  popularitas Harris relatif rendah di kalangan publik Amerika. Ini bisa saja memupus kemungkinan itu.

Disapproval rating Harris kini lebih rendah dari Biden dan Donald Trump, menurut FiveThirtyEight.

Dalam siklus pemilihan ini, sejumlah politisi Demokrat mencoba menantang Biden. Termasuk, Perwakilan Minnesota Dean Phillips dan penulis Marianne Williamson. Namun, peluang keduanya terhitung kecil.

Baca juga : Komut Dan Dirut Pertamina Turun Ke Lapangan, Pasokan Energi Dijamin Aman

Muncul pula spekulasi, Gubernur California Gavin Newsom atau Gubernur Michigan Gretchen Whitmer bisa menjadi pengganti Biden. Namun, keduanya tidak menunjukkan minat untuk menggantikan Biden.

"Saya tidak akan pernah berpaling dari Presiden Biden," kata Newsom di ruang debat di Atlanta, Kamis (27/6/2024).

"Saya telah menghabiskan banyak waktu bersamanya. Saya tahu, apa yang dia capai dalam 3,5 tahun terakhir. Saya tahu kemampuannya dan saya tahu visinya," imbuhnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.