Dark/Light Mode

Kuota Subsidi BBM Telah Ditetapkan

Pertamina Pastikan Tepat Sasaran Dan Terjangkau

Senin, 18 Maret 2024 07:05 WIB
Suasana pengisian Bahan Bakar Minyak (bbm) di SPBU Kawasan Fatmawati, Jakarta, Senin (11/2).
Suasana pengisian Bahan Bakar Minyak (bbm) di SPBU Kawasan Fatmawati, Jakarta, Senin (11/2).

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga, sebagai Subholding Commercial & Trading Pertamina, memastikan distribusi energi bersubsidi tahun ini dapat menjangkau masyarakat kurang mampu hingga pelosok negeri dengan harga terjangkau.

Menyoal ini, pengamat eko­nomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi ber­harap, harga BBM saat Ramadan tidak mengalami kenaikan.

“Sesuai dengan target Pemerintah, harga BBM bersubsidi tidak naik sampai Juni 2024. Syaratnya, tidak ada perubahan harga minyak dunia,” ujar Fahmy kepada Rakyat Merde­ka, Minggu (17/3/2024).

Menurut Fahmy, jika Pemerintah tidak menaikkan harga BBM subsidi, itu akan berpenga­ruh positif pada perekonomian. Lain halnya jika yang dikerek itu harga BBM non-subsidi, maka pengaruhnya tidak signifikan.

Baca juga : THR Dan Gaji Ke-13 Kerek Pertumbuhan Ekonomi

Misalnya BBM subsidi dinaik­kan dari Rp 10 ribu per liter men­jadi Rp 12 ribu per liter, otomatis akan mendorong kenaikan inflasi.

“Hal itu bisa menghambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi daya beli, sehingga Pemerintah berhitung untuk tetap menahan harga hingga Juni 2024,” katanya.

Sementara untuk BBM non-subdisi, selama ini diserahkan pada mekanisme pasar, sehingga harus tetap disesuaikan dengan harga minyak dunia.

Fahmy juga berharap penyaluran BBM subsidi tepat sasaran. Sebab, banyak penyaluran BBM subsidi yang tidak tepat sasaran. Dia memperkirakan jumlahnya sekitar 60 persen disalurkan kepa­da mereka yang sebenarnya tidak layak menerima bantuan subsidi.

Baca juga : Heru Budi: Jangan Sampai Stunting Jadi Penghambat

“Aturan membeli BBM subsi­di memang harus lebih ketat lagi di lapangan. Salah satu upaya Pertamina yang membatasi hal tersebut, yakni lewat MyPer­tamina, agar pembelian BBM subsidi sesuai kriteria,” ucapnya.

Terkait melonjaknya permin­taan LPG 3 kg selama Ramadan, Fahmy berharap tak terjadi klangkaan karena pasokan gas bersubsidi yang dikurangi, se­hingga terjadi kelangkaan.

“Jangan sampai ini merugikan rakyat miskin sebagai konsumen,” ujar Fahmy.

Sebagai informasi, tahun ini Pertamina mendapat tugas me­nyalurkan BBM Bersubsidi un­tuk Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (JBT) Minyak Tanah dengan kuota 0,5 Juta Kilo Li­ter (KL), Minyak Solar dengan kuota 17,8 Juta KL, dan LPG Tabung 3 Kg sebesar 8,03 Juta Metric Ton (MT).

Baca juga : The Citizens Cetak Sejarah Baru Lagi

Sementara pada 2023, Pertami­na telah menyalurkan Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (JBT) Minyak Solar sebanyak 17,42 juta KL, JBT Minyak Tanah 0,49 juta KL, serta LPG Tabung 3 Kg sebanyak 8,05 juta MT.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan me­mastikan pihaknya siap menyalurkan BBM dan LPG subsidi sesuai kuota yang ditetapkan Pemerintah.

Karena itu, pihaknya melaku­kan inovasi demi memastikan BBM dan LPG subsidi bisa tepat sasaran, yakni melalui program digitalisasi.

“Itu yang sudah berjalan dan ter­us kami evaluasi adalah Program Subsidi Tepat untuk JBT Solar. Mulai awal tahun ini dijalankan Subsidi Tepat LPG 3 kilogram,” jelas Riva dalam keterangan resmi, Sabtu (16/3/2024).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.