Dark/Light Mode

Bangun Jembatan Jatim-Cape Town, Konjen RI Cape Town Temui Pj Gubernur Jatim

Rabu, 3 Juli 2024 08:25 WIB
Konjen RI Cape Town Tudiono (kiri) memberikan tanda mata kepada Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono dalam pertemuan di Kantor Gubernur Jatim, Surabaya, Selasa (2/7/2024). (Foto: KJRI Cape Town)
Konjen RI Cape Town Tudiono (kiri) memberikan tanda mata kepada Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono dalam pertemuan di Kantor Gubernur Jatim, Surabaya, Selasa (2/7/2024). (Foto: KJRI Cape Town)

RM.id  Rakyat Merdeka - Konjen RI Cape Town Tudiono dan Konsul Ekonomi Setyo Hargyanto menemui Pj. Gubernur Jawa Timur (Jatim) Adhy Karyono, Ketua Kadin Jawa Timur Adik Dwi Putranto dan Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim, untuk memperkuat hubungan kerja sama Jatim dan Cape Town, Afrika Selatan (Afsel), Selasa (2/7/2024).

Tudiono yang sesama anak Jawa Timur-Arek Malang, disambut hangat dan antusias. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Jatim, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Kepala Biro Perekonomian Setda. Jatim dan Plt. Kepala Biro Pemerintahan dan Otda Setda Jatim ikut mendampingi Pj Gubernur dalam kesempatan tersebut.

 

Konjen RI Cape Town Tudiono (kedua kanan) dan Konsul Ekonomi Setyo Hargyanto (kiri) foto bersama Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto (kedua kiri). (Foto: Konjen RI)

Tudiono memaparkan, Cape Town memiliki keunikan dan kekhususan hubungan dengan Indonesia.

Di Cape Town, terdapat lebih dari 330 ribu warga Cape Malay. Banyak yang berasal dari keturunan ulama-ulama pejuang Indonesia atau Nusantara, yang diasingkan oleh penjajah Hindia Belanda karena perlawanannya.

Di antara leluhur masyarakat Cape Malay itu adalah ulama besar Syekh Yusuf Al Makassari, yang dibuang akibat membantu Sultan Ageng Tirtayasa melawan penjajah.

Syekh Yusuf tiba bersama 49 pengikutnya di Cape of Good Hope pada Juni 1693. Dialah penyebar Islam pertama di Afsel.

Selain itu, juga ada Tuan Guru dari Tidore yang diasingkan ke Cape Town dan pulau Roben pada 1780.

Tuan Guru adalah pendiri Masjid Auwal, masjid pertama di Afsel. Sampai saat ini, masjid tersebut masih berdiri kokoh di Cape Town.

Karena kekhususan itulah, Konjen RI memandang penting untuk membangun "jembatan" yang dapat memperkuat hubungan Cape Town Afrika Selatan dengan Indonesia.

Baca juga : Kiai Keramat Mbah Latief Temui Sudaryono, Doakan Jadi Gubernur Jateng

"Jembatan" itu dapat berupa kerja sama Sister Province, sarana yang dapat menjadi instrumen penguatan hubungan seperti peralatan seni budaya, dan lain-lain.

Pj. Gubernur menyetujui usulan membangun hubungan khusus antara Jawa Timur dengan Cape Town, antara lain di bidang seni budaya.

Pj. Gubernur akan mengirim peralatan Seni Budaya terbaik dari Jatim, alat musik lokal, seperti gamelan untuk KJRI Cape Town. Demi mempromosikan seni budaya, serta menjadi sarana pelatihan gamelan bagi WNI dan masyarakat setempat, dengan mendatangkan pelatih atau pengajar dari Indonesia. Pemprov Jatim pun antusias mengirimkan pengajar atau pelatih gamelan.

Pj. Gubernur juga tertarik mengirimkan wakilnya pada Indonesian Folk Market (IFM) atau Pasar Rakyat Indonesia, yang digelar di halaman KJRI Cape Town pada 9 November 2024 dan dirangkai dengan Indonesia Film Festival ((IFF) - Festival Film Indonesia pada 10-11 November.

Event tersebut menjadi salah satu misi penting Konjen RI ke Indonesia. Di samping membangun kerja sama konkret dalam membangun "jembatan" tersebut.

Pj Gubernur juga menyambut baik upaya menghubungkan perusahaan Pine Time di Cape Town, yang ingin mengimpor produk penanak nasi dari Surabaya.

Di bidang investasi, Pj. Gubernur setuju agar Konjen RI membantu komunikasi dengan pihak Albany Power Generation (APG) di Cape Town, yang berencana menanamkan modal berupa infrastruktur di Pelabuhan Probolinggo.

Rencana investasi ini telah dibahas Konjen RI, dalam pertemuan dengan Direktur Petrogas Jatim Utama Buyung Afrianto dan jajarannya.

Konjen RI juga sudah melakukan tinjauan lapangan Probolinggo pada 3 Juli 2024. Salah satu persyaratan pihak investor adalah adanya preliminary feasibility study atau studi kelayakan awal terkait rencana investasi tersebut.

Saat ini, preliminary feasibility study masih terkendala kesepakatan antara konsultan dan parameter standar, yang disyaratkan APG.

Baca juga : Al Muktabar Kembali Dilantik Menjadi Pj Gubernur Banten

Pemprov Jatim juga tertarik dengan usulan Konjen RI, untuk mendorong kalangan pengusaha mendukung pendirian Film Studio di Jawa Timur. Serta menggerakkan partisipasi kalangan pengusaha, untuk mendukung gagasan tersebut.

Dukungan luar biasa dalam meningkatkan hubungan dan kerja sama dengan Cape Town Afrika Selatan, juga disampaikan Ketua Umum Kadin Jawa Timur dan Ketua PWI Jawa Timur beserta jajaran masing-masing.

Mereka mendukung penuh peningkatan kerja sama Indonesia dengan Afsel di berbagai bidang.

Film Indonesia-Afsel

Kadin Jatim juga tertarik mengirimkan wakil pengusaha UMKM dalam acara Pasar Rakyat Indonesia. Di samping men-support misi pembuatan film komersial berlatar Indonesia-Afsel, dengan menggerakkan kalangan pengusaha seperti Kapal Api dan Indofood untuk built in dalam produksi film ini. Mengikuti jejak Mayora.

Film menceritakan kisah roman sepasang mahasiswa mahasiswi Universitas Syah Kuala, yang harus terpisah karena tragedi mengerikan tsunami Aceh.

Saat ini film tersebut sedang digodok produser dari Production House Summerland, Wendra Lingga Tan dan sutradara Robby Ertanto.

Naskah awal atau sinopsis film ini ditulis oleh Konjen RI dan tim KJRI Cape Town. Film ini antara lain didukung oleh Dubes RI Pretoria Saud P Krisnawan dan Wulan Sutomo Jasmin, yang terus mengawal suksesnya pembuatan film.

Wulan Sutomo Jasmin juga getol mencari investor dalam pembuatan film ini.

Dubes RI Pretoria mengatakan, pembuatan film Indonesia-Afsel adalah salah satu mimpinya.

"Gaspol, kawal sampai netes Mas Konjen", ujar Dubes, yang sering dipanggil Pak Wawan itu.

Baca juga : Angka Kemiskinan Nol Persen, Kemendagri Apresiasi Pj Gubernur Sumsel

Ketua Kadin dan PWI Jawa Timur juga mendukung gagasan pendirian Film Studio di Jawa Timur. Ini akan menjadi semacam Cape Town Film Studio yang menduduki top 10 dunia.

Film Studio ini diharapkan dapat menjadi pusat unggulan industri perfilman Indonesia.

Antuasiasme tinggi juga datang dari dunia akademisi, yang ingin menjalin dan mengembangkan pendidikan dengan berbagai universitas di Cape Town.

Menindaklanjuti hal ini, Konjen RI telah bertemu dengan Rektor Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya, Prof. Dr. Siti Marwiyah, SH MH beserta para wakil rektor dan dosen di kampus tersebut.

Mereka bertukar pandangan untuk menggali peluang kerja sama pendidikan, perfilman, dan sosial budaya.

Konjen RI dan Rektor Unitomo pun sepakat membangun sinergitas dalam hal tersebut.

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.