Dark/Light Mode

Cerita 2 WNI yang Disandera Abu Sayyaf

Dubes Sarundajang: 26 Desember Ini, Saya Serahkan ke Ibu Menlu

Selasa, 24 Desember 2019 00:01 WIB
Sinyo Harry Sarundajang (Foto: Istimewa)
Sinyo Harry Sarundajang (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kabar pembebasan dua WNI: Maharudin Lunai (48) asal Baubau, dan Samiun Maneu (27) asal Wakatobi, dari penyanderaan teroris Abu Sayyaf, Filipina, disambut gembira oleh publik di Tanah Air. 

Bagaimana kondisi mereka sekarang? Di mana mereka sekarang? Kapan mereka dipulangka ke kampung halamannya? Dan, bagaimana nasib Muhammad Farhan (27) yang masih disandera? Rakyat Merdeka mendapat keterangan ekslusif dari Duta Besar Indonesia untuk Filipina, Sinyo Harry Sarundajang.

Sebelum memberikan keterangannya ke Rakyat Merdeka, Sinyo yang mantan Gubernur Sulawesi Utara dua periode dan Irjen Depdagri itu, mengabarkan posisinya sedang dalam perjalanan dari Manila ke Kota Zamboanga, Filipina Selatan. Di Kota inilah, kedua WNI yang bebas dari penyanderaan itu, tinggal sementara. 

Perjalanan dari Manila ke Zamboanga memakan waktu satu setengah jam. Sampai di Zamboanga, Sarundajang langsung menemui Maharudin dan Samiun. Sarundajang juga melakukan rapat bersama para petinggi militer Filipina yang hadir dengan personel lengkap.

Berikut keterangan selengkapnya yang disampaikan Sarundajang:

Baca juga : Alhamdulillah, 2 dari 3 WNI Yang Disandera Abu Sayyaf Berhasil Dibebaskan

Pak Dubes, bagaimana kondisi Maharudin dan Samiun saat ini?
Sekarang saya berada di samping mereka (Maharudin dan Samiun), kondisi mereka baik-baik saja. Ini patut kita sukuri. Mereka tetap tegar meski 3 bulan lebih ini ditahan kelompok Abu Sayyaf.

Bisa dijelaskan proses pembebasan sandera ini?
Pembebasan ini merupakan kerjasama yang baik antara pemerintah Indonesia dan Pemerintah Filipina. Dimulai dari pembicaraan-pembicaraan antara Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Presiden Rodrigo Duterte. Kemudian, hal itu diaplikasikan oleh Kemenko Polhukam, aparat intelijen dan atase militer kita di KBRI Manila bekerja sama dengan aparat militer dan intelijen Filipina.

Operasi pembebasannya berapa hari?
Hanya dua hari. Syukur kepada Tuhan, dua sandera Saudara Maharudin dan Saudara Samiun sudah bebas. Dan, kita sedang mengejar 1 sandera lagi saudara Muhammad Farhan yang masih berada di tangan mereka.

Selama dalam genggaman Abu Sayyaf, apa yang dialami sandera?
Selama dalam penyanderaan sejak September lalu itu, para sandera diperlakukan dengan baik. Tidak ada penganiayaan-penganiayaan.

Kenapa kelompok Abu Sayyaf memperlakukan demikian ke para sandera?
Karena para penculik itu mengharapkan ada tebusan. Yang mereka inginkan itu uang. 

Baca juga : KBRI Manila Berduka Cita, Berterima Kasih Ke Filipina

Lalu, bagaimana pemerintah menghadapi keinginan kelompok Abu Sayyaf itu?
Ya, tidak kita turuti kemauan mereka. Kita kan menganut zero ransum policy yaitu kebijaksanaan tidak memberikan ransum kepada penculik. Kita tidak mungkin kompromi dengan penculik. Kita tidak membujuk penculik. Kita tetap harus fight. 

Kenapa sebegitu yakinnya sampai tidak menjadikan penebusan sebagai solusi pembebasan sandera?
Kita percaya aparat intelijen dan militer, baik dari pemerintah kita juga dari pemerintah Filipina cukup baik. Dan, terbukti memang demikian kan.

Setelah bebas, kapan Maharudin dan Samiun dipulangkan ke kampung halamannya?
Sore ini, jam 4, saya bawa mereka dari Zamboanga ke Manila, dan mudah-mudahan pada 26 Desember, saya bawa ke Jakarta untuk saya serahkan ke Ibu Menlu, lalu Ibu Menlu menyerahkannya ke keluarga.

Bagaimana dengan nasib Farhan yang masih disandera, apa ada kabar terbaru? Di mana posisinya, juga keadaannya?
Komandan Pasukan Bersenjata Filipina di Mindanao Barat, Letjen Cirilito Sobejana menyatakan kepada saya, operasi militer terus-menerus dilakukan untuk membebaskan Saudara Farhan. Kita doakan semoga segala upaya ini segera membuahkan hasil.

Selain bertemu Maharudin dan Samiun, Pak Dubes menggelar rapat dengan para petinggi militer Filipina, apa yang dibicarakan? 
Ya, tadi saya menggelar rapat dengan aparat militer di wilayah Filipina Selatan. Semua jenderal hadir lengkap. Semua official juga hadir. Dalam rapat itu, saya sampaikan, saya mewakili pemerintah Indonesia mengucapkan terima kasih juga bela sungkawa karena satu prajurit Filipina tewas dalam operasi tersebut.

Baca juga : Duterte Bergerak, KBRI Manila Juga Tidak Diam

Ada poin penting lain dalam rapat tersebut?
Mereka menyatakan akan meniadakan penculikan-penculikan ini. Menurut instruksi Presiden Duterte, tahun 2020 harus sudah bebas dari penculikan-penculikan. Itu yang kita harapkan. Karena selama ini yang diculik-culik itu dari kita. 

Apakah target ini bisa tercapai?
Saya yakin bisa, karena kerjasama antara aparat intelijen dan militer kita dengan Filipina sangat baik. Ini penting dan mohon doa restu seluruh rakyat Indonesia agar penculikan-penculikan ini tidak terjadi lagi. [RCH

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.