Dark/Light Mode

Akhirnya Ngaku Rudalnya Nyasar ke Pesawat Ukraina

Iran Tidak Cukup Cuma Minta Maaf

Minggu, 12 Januari 2020 06:02 WIB
Bangkai pesawat Ukraina yang dirudal tengara Iran (Foto: Istimewa)
Bangkai pesawat Ukraina yang dirudal tengara Iran (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah berkali-kali membantah, Iran akhirnya mengakui bertanggung jawab atas insiden jatuhnya pesawat sipil milik Ukraina yang menewaskan 176 orang. Negeri para mullah itu, mengaku tak sengaja menembak pesawat itu dan meminta maaf.

Presiden Iran, Hassan Rouhani dan Menteri Luar Negeri Javad Zarif memberi pernyataan resmi atas insiden itu. Menurut mereka, militer Iran tak sengaja menembak pesawat karena pesawat itu terlacak dalam radar dan dianggap sebagai pesawat Amerika.

Ukrainian Airlines Flight 752 jatuh Rabu (8/1) setelah lepas landas dari bandara Teheran. Kecelakaan itu terjadi beberapa jam setelah Iran menembakkan rudal ke pangkalan militer Amerika di Irak.

Setelah operasi itu, penerbangan militer AS di sekitar perbatasan Iran meningkat dan pejabat militer Iran melaporkan melihat target udara menuju pusat-pusat strategis. Ternyata Iran salah sasaran. Pesawat yang terlacak radar adalah pesawat sipil milik Ukraina.

Baca juga : Ngaku Ngerudal Pesawat Ukraina, Iran Dipuji PM Inggris Boris Johnson

"Republik Islam Iran sangat menyesali kesalahan yang menghancurkan ini. Simpati dan doa saya tujukan kepada semua keluarga yang berkabung," kata Rouhani seperti dikutip CNN, kemarin.

"Pesawat itu mendekati pusat militer IRGC yang sensitif di ketinggian dan kondisi penerbangan yang menyerupai penargetan yang bermusuhan. Dalam keadaan ini, pesawat itu tidak sengaja tertembak, yang sayangnya mengakibatkan kematian banyak warga Iran dan warga asing," tambah Rouhani.

Menurut dia, Iran akan melakukan penyelidikan untuk mengidentifikasi penyebab kesalahan yang tak terkalahkan tersebut. Dia juga akan menghukum pelakunya dan memastikan akan memperbaiki sistem pertahanan negara agar kesalahan serupa tak terulang lagi.

Insiden itu menewaskan 176 orang yang terdiri dari 82 warga Iran, 63 warga Kanada, 11 warga Ukraina, 10 warga Swedia, empat warga Afganistan, tiga warga Jerman dan tiga warga negara Inggris "Kesalahan manusia pada saat krisis yang disebabkan oleh petualangan AS menyebabkan bencana," ujar Menlu Iran Javad Zarif.

Baca juga : Komandan Pasukan Udara Garda Revolusi Iran: Rasanya, Saya Mau Mati

Di media sosial, warga Iran mulai mengungkapkan kemarahan terhadap militer yang serampangan. "Mereka seharusnya membalas dendam keras terhadap Amerika, bukan rakyat," tulis Mojtaba Fathi, seorang jurnalis, dikutip dari New York Times.

Dalam siaran pers yang lain, Komandan dirgantara Garda Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh siap bertanggung jawab atas insiden itu. "Saya akan mematuhi keputusan apapun yang diambil," kata Hajizadeh. "Saya lebih memilih mati daripada menyaksikan kejadian seperti itu," imbuhnya.

Hajizadeh mengatakan, rudal yang ditembakkan ke pesawat sipil Ukraina itu meledak di sebelah pesawat tersebut sebelum jatuh. Itu sebabnya pesawat itu bisa terus terbang untuk sementara waktu.

PM Kanada, Justin Tredau meminta Iran tak cukup minta maaf. Ia minta, Iran bertanggung jawab dalam insiden yang menewaskan 56 warga Kanada. Selain itu, Trudeau berharap, pemerintah Iran kooperatif dalam penyelidikan lebih lanjut terkait insiden tersebut. "Fokus kami tetap pada penutupan, pertanggungjawaban, transparansi, dan keadilan bagi keluarga dan orang-orang terkasih para korban," kata Trudeau.

Baca juga : Presiden Hassan Rouhani Sesali Bom Iran Yang Nyerempet Pesawat Ukraina

Menurut dia, insiden itu adalah tragedi nasional dan semua warga Kanada berduka bersama. "Kami akan terus bekerja dengan mitra kami di seluruh dunia untuk memastikan investigasi yang lengkap dan menyeluruh, pemerintah Kanada pun mengharapkan kerja sama penuh dari otoritas Iran," lanjut dia.

Departemen Luar Negeri AS belum memberikan komentar segera pada Jumat malam tentang pengakuan Iran sampai laporan ini diri. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.