Dark/Light Mode

Adu Mulut Sama Wartawan, Trump Main Ancam

Kamis, 16 April 2020 22:00 WIB
Donald Trump
Donald Trump

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memang terkenal jutek kepada jurnalis. Dalam jumpa pers pada Selasa (14/4), sikap Trump yang tampak tak sabaran kembali tertangkap kamera. Videonya jadi viral.

Dalam jumpa pers Selasa pagi (14/4) di Taman Mawar Gedung Putih, Trump dengan ketus merespons pertanyaan koresponden Playboy, Brian Karem, soal ketersediaan alat uji Covid-19 (Corona Virus Disease 2019).

Presiden AS ke-45 ini bahkan mengancam bakal meninggalkan jumpa pers jika Karem tidak berhenti bertanya dan memotong omongannya. Karem disebut Trump berteriak memotong ucapan wartawan lain.

"Saya tahu Anda ingin menyalahkan WHO, tapi saya sudah berbicara dengan ratusan orang di negeri ini beberapa pekan terakhir. Mereka bilang tidak bisa mendapatkan tes medis Corona dan mereka juga tidak menerapkan social distancing," ujar Karem memulai pernyataannya.

Baca juga : Kuatkan Iman, Kuatkan Imun

Trump kemudian memotong Karem, "Maaf ya, saya tahu pertanyaan Anda akan seperti apa. Para gubernur yang seharusnya memimpin tes corona. Bukan kewajiban pemerintah federal. Itu terserah mereka."

"Oke, pertanyaan selanjutnya," potong Trump yang kemudian menunjuk wartawan lain untuk memberikan pertanyaan.

Namun, Karem masih saja memotong dan berusaha melempar pertanyaannya. Kesal, Trump berkata, "Diam..diam," ujar Trump.

"Sudah saya bilang kalau mereka membiarkan orang ini ikut briefing hanya akan bikin masalah, ia tukang pamer," tuding Trump merujuk Karem, dilansir Washington Examiner.

Baca juga : CBC: Butuh Dana Besar Lawan Virus Covid-19

Trump juga menuduh Karem banyak bicara. "Kalau Anda tetap bicara, saya akan pergi dan ini akan menjadi akhir briefing hari ini," ancam Trump.

Dalam Konstitusi AS, gubernur negara bagian diberikan otoritas untuk mengelola kebijakan dalam negerinya seperti peraturan, pajak dan cukai, jadi mereka dapat memiliki kebijakan masing-masing dalam menghadapi wabah Covid-19 ini.

Trump sebagai kepala pemerintah federal hanya bisa mengambil tindakan dalam hubungan dengan luar negeri, seperti melarang warga asing masuk ke AS.

Namun dengan adanya darurat nasional yang dideklarasikan 13 Maret, Trump mengatakan, langkah ini dapat melapangkan jalan bantuan federal mengalir ke negara-negara bagian guna memerangi pandemik virus corona.

Baca juga : Buy Back Saham Saat Wabah Corona Rawan Spekulasi

Dengan aturan darurat nasional juga, negara bagian juga bisa meminta pemerintah federal membayar sampai 75 persen dari biaya seperti petugas darurat, pasokan medis, serta uji dan vaksinasi guna mengatasi wabah. 

Tapi lucunya Trump, di jumpa pers sebelumnya, ia mau merecoki kebijakan negara bagian soal pencabutan karantina wilayah atau pembatasan yang dilakukan negara bagian. Ia meyakini punya wewenang meski dibantah pakar hukum dan para gubernur.  

Sebelumnya Karem dinilai tak sopan dalam jumpa pers di Gedung Putih. Pada KTT Sosial Media yang diadakan Gedung Putih pada Juli 2019, Karem dengan lantang menyebut peserta acara sebagai "kelompok orang yang rela kesurupan." Karena sikapnya yang seenaknya, staf Gedung Putih menyebut Karem sebagai preman.

Trump juga. Dilansir VOA, hubungan Trump juga tak harmonis dengan wartawan. Pengusaha real estat itu berulang kali menyebut media sebagai “musuh rakyat”. Ia juga menyebut wartawan sebagai orang-orang “berbahaya dan sakit”, dan malahan menuduh wartawan bisa menyebabkan timbulnya perang. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.