Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Corona bikin ekonomi Amerika Serikat (AS) morat-marit. Akibatnya, jumlah pengangguran di Negeri Paman Sam itu melonjak tajam. Angkanya tembus 20,5 juta orang. Soal pengangguran, Amerika sama seperti kita.
Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja AS yang dilansir kantor berita AFP, secara persentase, jumlah pengangguran di Amerika menyentuh 14,7 persen. Angka ini melonjak tajam dibandingkan Maret yang masih 4,4 persen.
Jumlah ini melampaui capaian terburuk saat puncak krisis keuangan global pada akhir 2009 silam. Torehan ini menjadi yang tertinggi sejak era Great Depression tahun 1930 silam. Laporan tersebut nyaris sama dengan Polling Dow Jones yang sempat memperkirakan, akan ada 21,5 juta pengangguran sepanjang April.
Baca juga : Proyek Pelindo lll Jalan Terus Saat Pandemi
Meningkatnya angka pengangguran di AS sudah terlihat sejak Februari lalu. Ini terlihat dari penurunan angka payroll, alias data penggajian bagi para pekerja. Sepanjang Maret hanya ada 870.000 jumlah payroll ke para pekerja.
Pekan lalu jutaan lebih orang AS mencairkan tunjangan pengangguran. Ini menunjukkan PHK di AS tak memandang kelas maupun profesi. Bahkan jumlah pengangguran akibat pandemi bisa saja meningkat bukan saja di AS.
Kepala Penelitian Kebijakan Moneter Moody’s Analytics, Ryan Sweet mengatakan, data tersebut menunjukkan dampak besar terhadap pekerja bergaji rendah, perempuan, dan minoritas. “Ini sangat menghancurkan,” ujar Ryan, Jumat (8/5).
Baca juga : Membangun Kembali Amarta
Menurutnya, butuh waktu bertahuntahun bagi AS untuk pulih dari kondisi sekarang. Namun, kata Ryan, masih ada harapan bagi para pekerja lantaran sebagian besar dari jumlah pengangguran merupakan PHK sementara. “Jadi semoga orang-orang dapat kembali bekerja cepat ketika kita mulai membuka kembali perekonomian, tetapi tidak ada jaminan dalam hal itu,” akunya.
Selain itu, harga emas pun merangkak naik setelah serangkaian data ekonomi Amerika menunjukkan pelemahan. Termasuk melonjaknya pengangguran dan meningkatnya kekhawatiran atas penurunan global yang disebabkan corona. “Dengan meningkatnya jumlah pengangguran maka daya beli masyarakat akan berkurang. Orang-orang pun akan menjalankan roda perdagangan yang aman,” ucap Kepala Pedagang di Global Investors AS, Michael Matousek.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Fox News bahwa lonjakan tingkat pengangguran telah diprediksi dan tidak mengejutkan. Dia berjanji akan menurunkan rasio ini dan mengatakan bahwa warga AS adalah pejuang dan akan kembali bekerja.
Baca juga : Jangan Menganggap Enteng Sanksi Spiritual (2
Soal pengangguran, masib AS sama dengan Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) per 1 Mei, jumlah pekerja sektor formal yang telah dirumahkan akibat pandemi corona sebanyak 1.032.960 orang dan pekerja sektor formal yang diPHK ebanyak 375.165 orang. Sedangkan pekerja sektor informal sebanyak 314.833 orang. Total pekerja sektor formal dan informal yang terdampak coroma sebanyak 1.722.958 orang. Sementara, versi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) angkanya lebih tinggi. Kadin mencatat 15 juta jiwa yang diPHK akibat pandemi corona. [UMM]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya