Dark/Light Mode

Warga Kulit Hitam Dibunuh Polisi, AS Seperti Mei 1998

Sabtu, 30 Mei 2020 06:17 WIB
Kerusuhan di dekat kantor polisi di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat. (Foto: net)
Kerusuhan di dekat kantor polisi di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat. (Foto: net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Situasi Amerika Serikat (AS) memanas setelah warga kulit hitam  tewas di tangan polisi. Persis seperti kejadian Mei 1998 di sini. Kantor polisi dibakar. Toko-toko dijarah. Presiden AS, Donald Trump ketar-ketir. Dia memerintahkan: tangkap para perusuh dan penjarah. Tragedi mengerikan ini terjadi di Minneapolis, Minnesota, tapi keriuhannya menyebar ke seantero Amerika.

Pria keturunan Afrika-Amerika yang tewas itu bernama George Floyd. Dia menghembuskan napas terakhirnya setelah diinjak polisi karena diduga terlibat kasus pemalsuan uang. 

Banyak yang tak terima dengan perlakuan kasar polisi tersebut. Dikutip dari BBC News, kejadian itu bermula saat polisi menerima laporan pemalsuan uang dari warga pada Senin (25/5). Polisi kemudian melakukan penangkapan terhadap George yang saat itu tengah berada di mobilnya.

Baca juga : Gegara Covid, Ribuan Koperasi Megap megap

Masih versi polisi, George melakukan perlawanan fisik saat ditangkap. Kemudian George berhasil dijatuhkan polisi dengan tangan diborgol di belakang. Polisi mengunci gerakan George dengan menahan lehernya menggunakan lutut. George pun tak bisa bergerak.

Tak hanya itu, ia kesakitan dan kehabisan napas. Padahal, sebelumnya George sudah memohon untuk dilepaskan dengan berkata pada polisi ia tak bisa bernapas. Namun, pada akhirnya George lemas dan tak lagi bergerak. Ia dinyatakan meninggal dunia saat perjalanan ke rumah sakit. Video penangkapan George pun viral di media sosial. 

Peristiwa yang dialami George memancing amarah warga AS, khususnya Afrika-Amerika. Beberapa orang mengaitkan apa yang dialami warga kulit hitam lainnya yang mengalami nasib serupa. Bentrokan antara warga dengan polisi pun tak terelakkan. 

Baca juga : Tawaran Jasa Mudik Rame Di Medsos, Polisi Bisa Apa?

Aksi protes atas kekerasan polisi itu terjadi di Minnesota, tempat kejadian perkara. Dikutip dari laman berita Reuters, Rabu (27/5), ratusan demonstran yang mengenakan penutup wajah memenuhi jalanan di Minnesota. Barikade polisi digelar di depan pos Third Precinct, tempat keempat aparat pembunuh itu bertugas sebelum dipecat.

Batu, botol, dan benda lainnya menjadi senjata warga untuk melempari polisi yang terus berjaga. Bahkan mobil polisi terlihat dirusak dan diinjak-injak demonstran. Melihat situasi yang semakin tak terkendali, akhirnya polisi menembakkan gas air mata dan granat kejut ke arah massa. 

Salah satu media televisi lokal di Minnesota menayangkan gambar dari udara detik-detik puluhan demonstran yang melakukan perusakan. Mereka menerobos masuk ke supermarket Target dan melakukan penjarahan. Massa terlihat keluar dari Target dengan menggondol pakaian dan troli berisikan barang-barang hasil jarahan.

Baca juga : Mau Ke MU, Aubameyang Disuruh Mikir Seribu Kali

Kasus ini juga memantik perhatian Presiden AS Donald Trump. Presiden berusia 73 tahun itu merasa prihatin dengan kematian George. Kepada FBI, Trump menegaskan untuk segera melakukan investigasi dengan tepat. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.