Dark/Light Mode

Obama Turun Tangan Ademkan Kerusuhan Rasial

Kamis, 4 Juni 2020 13:50 WIB
Barack Obama
Barack Obama

RM.id  Rakyat Merdeka - Lama tak bersuara, Barack Obama akhirnya turun tangan mengademkan kerusuhan rasial yang tengah melanda Amerika Serikat. 

Dia meminta para wali kota meninjau ulang dan mengkaji kebijakan penggunaan tindakan keras polisi dalam menghadapi massa pendemo.

Presiden kulit hitam pertama Negeri Paman Sam itu juga memberikan nada optimisme, bahkan ketika menyadari adanya keputusasaan dan kemarahan yang memicu protes sejak George Floyd, meninggal di tangan polisi kulit putih. Polisi itu menekan leher Floyd menggunakan lututnya hingga kehabisan napas pada 25 Mei lalu.

Baca juga : Harga Gas Turun, PGN Tandatangani LOA Tahap Dua Dengan Produsen

"Dalam beberapa hal, melihat tragisnya kejadian sepekan terakhir, meskipun terlihat sulit dan mengerikan serta penuh ketidakpastian, masih ada peluang luar biasa bagi orang-orang untuk tersadarkan masalah yang mendasar ini," ujar Obama lewat streaming langsung dari rumahnya di Washington, dikutip Reuters, Kamis (4/6).
“Kondisi ini menawarkan kesempatan bagi kita untuk bekerja bersama dalam mengatasi masalah untuk membawa kepada perubahan Amerika dan menjadikannya sesuai dengan cita-cita tertingginya,” lanjut Obama.

Kalangan muda menjadi perhatian Obama dalam pidatonya. Presiden ke-44 Amerika Serikat itu mengatakan, ”Saya ingin kalian tahu bahwa kalian itu penting, saya ingin kalian semua tahu bahwa hidup kalian penting, bahwa mimpi kalian penting."

Pidato Obama memberikan nada yang kontras dengan  penggantinya, Presiden Donald Trump dalam menanggapi protes. Trump telah mengancam akan mengerahkan militer AS untuk memadamkan demonstrasi dan mengatakan kepada para gubernur untuk bertindak ‘lebih keras’ kepada demonstran.

Baca juga : Ketua Komisi I DPR Sayangkan Meluasnya Kerusuhan di AS

Sebelumnya, bekas presiden George W. Bush, seorang Republikan, dan Jimmy Carter, seorang Demokrat, mengeluarkan pernyataan yang juga mengeluarkan komentar bernada lebih kalem daripada yang dikeluarkan Trump

Meski tidak menyebut Trump dalam komentarnya, Obama mengkritik tindakan pemimpin AS tersebut. Trump kembali mendapat kritikan dari Obama. Padahal sebelumnya Obama juga sudah mengkritik kebijakan Trump dalam upaya melawan virus Corona.

Pidato Rabu adalah bagian dari diskusi yang dipandu oleh My Brother’s Keeper, sebuah program yang didirikan Obama pada 2014 setelah polisi menembak mati remaja kulit hitam Michael Brown di Ferguson, Missouri, untuk mengatasi ketidaksetaraan rasial. Panel itu beranggotakan bekas Jaksa Agung Eric Holder dan pemimpin kulit hitam lainnya.

Baca juga : Negara Peduli Dan Perhatikan Petani

Obama, yang juga pernah mengalami kejadian sama saat menjadi Presiden AS akibat serentetan pembunuhan polisi terhadap pria kulit hitam, mempertanyakan gagasan bahwa seseorang harus memilih antara ‘memilih melawan protes’ atau ‘ikut serta melawan pembangkangan sipil’.
"Ini bukan memilih antara salah satu. Ini adalah usaha bersama,” jelas Obama. Dia juga secara implisit menolak keputusan keras yang diambil Trump untuk melawan demonstran.

"Bagi mereka yang telah berbicara tentang protes, ingat, Negara ini didirikan berdasarkan protes. Ini disebut Revolusi Amerika,” pungkas Obama. [DAY]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.