Dark/Light Mode

Surabaya Terancam Seperti Wuhan

Bu Risma Mana Nih?

Jumat, 29 Mei 2020 06:39 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (Foto: Tri Rismaharini)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. (Foto: Tri Rismaharini)

RM.id  Rakyat Merdeka - Surabaya menjadi episentrum penyebaran virus corona di Jawa Timur. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mewanti-wanti, Surabaya bisa seperti Wuhan di China, tempat awal virus corona terdeteksi dan mewabah. Di tengah kondisi ini, di mana Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini? Padahal, biasanya Risma selalu sigap dalam mengatasi masalah di kotanya.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi, mengungkapkan, sebagian besar kasus corona di wilayahnya ada di Surabaya. Dari 4.112 kasus yang di Jawa Timur yang tercatat pada Rabu (27/5), Kota Surabaya menyumbang 2.216 kasus. Sementara, Sidoarjo dan Gresik yang termasuk dalam wilayah Surabaya Raya menyumbang masing-masing 565 kasus dan 153 kasus.

"Sebanyak 65 persen Covid-19 ada di Surabaya Raya. Ini tidak main-main. Kalau kita tidak hati-hati maka Surabaya bisa jadi Wuhan," tegas Joni, di Surabaya, Rabu kemarin.

Rate of transmission atau tingkat penularan Covid-19 di Surabaya mencapai angka 1,6. Artinya, ketika ada 10 orang terinfeksi Covid-19, dalam satu minggu bertambah menjadi 16 orang. Selain itu, Case Fatality Rate (CFR) atau tingkat kematian di Jawa Timur juga sudah mencapai rasio sebesar 10 persen. Per Rabu, sebanyak 337 pasien meninggal dunia. Yang sembuh, 548 pasien.

Baca juga : WNI Perawat di Kuwait Meninggal Dunia Karena Covid

Untuk menekan angka kematian, Gugus Tugas melakukan sejumlah upaya. Salah satunya, melakukan clinical research terhadap penggunaan Avigan, Terapi Plasma Convalescent, dan Aspirin. "Semuanya kita coba dengan kaidah tertentu," tutur Dirut RSU dr Soetomo Surabaya itu.

Joni mengaku prihatin karena banyak masyarakat yang tidak mematuhi physical distancing. Salah satunya, di pasar-pasar. "Terus terang saya menangis melihat pasar-pasar di Surabaya. Saya bandingkan dengan keadaan di rumah sakit," jelas Joni.

Dia pun meminta warga di Surabaya Raya, khususnya di Surabaya, mematuhi aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan untuk kali ketiga, dari 26 Mei sampai 8 Juni 2020. Perpanjangan PSBB Surabaya Raya ini berdasarkan surat keputusan Gubernur Nomor 188.258/KPTS/013/2020. "Jadi kita mutlak untuk disiplin, disiplin memakai masker, disiplin physical distancing, disiplin cuci tangan, disiplin hidup sehat," imbaunya.

Menanggapi peringatan itu, Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Muhammad Fikser, menyatakan, Pemkot Surabaya bersama seluruh elemen masyarakat terus bekerja untuk menyetop penyebaran corona. “Kami berdoa hal itu (Surabaya Raya jadi Wuhan) tidak terjadi. Kita tahu semua elemen di masyarakat ini bener-bener bekerja. Pemkot menggandeng TNI/Polri dan dari IDI, Ikatan rumah sakit. Semua elemen yang tergabung dalam Satgas. Semua bekerja untuk mengendalikan dan memutus mata rantai (Covid-19)," ujar Fikser, di DPRD Kota Surabaya, kemarin.

Baca juga : Malaysia Larang Mudik, Ribuan Orang Masih Bandel

Dia juga meminta dr Joni turut membantu memberi jalan keluar, tak hanya memberi peringatan. Dengan begitu, pandemi virus corona di Surabaya dapat ditekan dengan maksimal. "Ada baiknya melakukan diskusi dengan kami Pemkot untuk memberikan solusi jalan keluar yang harus kita lakukan dalam penanganan ini, bagaimana secara bersama," terangnya.

Pemkot sudah berupaya maksimal memutus mata rantai penularan corona. Salah satunya dengan menggelar 21.203 rapid test atau tes cepat hingga 25 Mei 2020. Fikser merinci, 21.203 orang yang telah dilakukan rapid test itu terdiri dari 2.969 tenaga kesehatan (nakes), 819 orang dalam pemantauan (ODP), 257 pasien dalam pengawasan (PDP), 12.617 orang tanpa gejala (OTG), serta orang dengan resiko (ODR) 4.541 orang.

Lalu, di mana Risma? Untuk urusan penanganan Covid-19, Risma memang tak seintens seperti saat mengatasi banjir dan macet. Tidak setiap hari Risma muncul dan memberikan pernyataan.

Pernyataan Risma terakhir soal Covid-19 disampaikan tiga hari lalu. Saat itu, Risma menyatakan, pihaknya berupaya maksimal mencegah penyebaran Covid-19 di Surabaya. Ia mengaku terjun langsung untuk turut mensosialisasikan protokol kesehatan. Terutama, di pasar tradisional.

Baca juga : Satwa Terancam, KLHK Ajukan Stimulus Saat Pandemi

"Kalau pagi jam 5 keliling pasar. Ketika (pasar) buka pagi, jaga jarak, ingatkan jaga jarak, tidak boleh bersentuhan, bagaimana cara pegang uang, dan ajarkan ke mereka, mulai jam 5 pagi,” ujar Risma, saat Program Special Silaturahome, Selasa (26/5). [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.