Dark/Light Mode

Takut Kalah, Usul Tunda Pilpres

Trump Malu-maluin Aja

Sabtu, 1 Agustus 2020 07:22 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Foto: Istimewa)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Sejumlah anggota Partai Republik- termasuk Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell dan Pemimpin Minoritas Dewan Perwakilan Rakyat Kevin McCarthy - juga menolak gagasan itu.“Tidak pernah terjadi dalam sejarah pemilihan federal pemilihan umum tidak diadakan dan kita harus tetap melaksanakan pemilu,” kata McCarthy.

Sementara sekutu Trump, Senator Lindsay Graham, mengatakan penundaan itu “bukan ide yang baik”.Partai Demokrat mengkritik keras usulan Trump. Senator New Mexico, Tom Udall, mengatakan “sangat memalukan” jika presiden meminta menunda pemilihan.

“Tetapi fakta bahwa dia menyarankan itu adalah serangan serius dan mengerikan terhadap proses demokrasi. Semua ang-gota Kongres dan pemerintah harus bersuara,” katanya.

Namun Chris Stewart, seorang anggota Kongres dari Utah, mengatakan, walaupun dia tidak mendukung wacana penundaan pemilihan, Trump memiliki argumen yang sah tentang pemungutan suara melalui pos yang sulit dipantau.

Baca juga : Takut Kalah, Trump Minta Pemilu Diundur

"Dapatkah Anda memasti-kan keakuratan pemilihan suara melalui surat? Sekarang di beberapa negara bagian, Anda dapat melakukannya. Di negara bagian saya di Utah, misalnya, kami telah melakukannya cukup lama, tetapi kami adalah negara bagian kecil dengan populasi yang kecil. Pemilu seperti itu lebih sulit dilakukan pada skala nasional, “katanya kepada BBC.

Usulan Trump diutarakan di tengah buruknya hasil jajak pendapatnya karena kondisi ekonomi yang buruk, wabah virus corona, dan juga di tengah ketegangan rasial.Setiap langkah Kongres untuk menunda pemilihan hingga 2021 juga akan membutuhkan amandemen.

Amandemen diperlukan untuk mengubah tanggal pengambilan sumpah anggota Kongres dan presiden yang baru.Selain itu, para ahli hukum yang dikutip NBC menyatakan, bahkan jika Kongres setuju un-tuk menunda pemilihan, masa jabatan Trump sebagai presiden akan berakhir pada 20 Januari 2021 berdasarkan Amandemen ke-20 konstitusi.

Diketahui bahwa sepanjang sejarah Amerika Serikat tidak pernah ada penundaan pilpres. AS bahkan tetap mengadakan pemilihan selama Perang Sipil.

Baca juga : Amerika Tak Bisa Bertahan 4 Tahun Lagi Jika Trump Menang

Pemilu Dengan Pos

Selain enam negara bagian AS yang disebut di atas, negara-negara bagian lain juga sedang mempertimbangkan menggelar pemilu lewat pos.

Negara-negara bagian ini akan secara otomatis mengirim surat suara ke semua pemilih terdaftar, dan surat suara itu harus dikirim kembali atau diserahkan pada hari pemilihan, walaupun beberapa pemilihan langsung masih bisa dilakukan dalam keadaan terbatas tertentu.

Sekitar setengah dari seluruh negara bagian AS mengizinkan pemilih yang terdaftar untuk memberikan suara mereka melalui pos berdasarkan permintaan.

Baca juga : Keok, Ronaldo Cs Tunda Pesta Juara

Kritikus pemungutan suara lewat pos berpendapat bahwa orang dapat memilih lebih dari satu kali, yakni melalui pos dan secara langsung.Trump sebelumnya mengatakan ada risiko “Ribuan orang duduk di ruang tamu seseorang dan menandatangani surat suara”.

Namun, tidak ada bukti kecurangan yang meluas, menurut sejumlah penelitian tingkat nasional dan negara bagian selama bertahun-tahun. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.