Dark/Light Mode

Kewalahan Urus Demo, Trump Babak Belur

Kamis, 4 Juni 2020 04:38 WIB
Donald Trump. (Foto: ist)
Donald Trump. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kewalahan mengurus demo protes kematian warga kulit hitam, George Floyd yang dibunuh Polisi. Berbagai usaha Trump untuk meredam demo malah gagal dan berbuah kecaman. Trump makin babak belur. 

Sembilan hari sudah aksi unjuk rasa yang berubah jadi kerusuhan rasial terjadi di AS. Makin hari aksi protes makin banyak dan meluas. Unjuk rasa yang bermula di Kota Minnesota sudah meluas ke-40 kota lainnya. Demonstran memprotes perlakuan terhadap Floyd, juga mengecam kekejaman polisi atas perlakuan mereka terhadap warga kulit hitam.

Sampai kemarin, belum ada tanda-tanda aksi unjuk rasa akan berakhir. Padahal 40 kota sudah memberlakukan jam malam. Namun tak membuat surut para pendemo. Massa yang turun ke jalan makin banyak. Polisi kewalahan. Di beberapa tempat terjadi bentrokan dengan aparat. 

Baca juga : Kerahkan Militer Jinakkan Demonstran, Trump Bertangan Besi

Trump sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi pengunjuk rasa. Seperti mengancam mengerahkan tentara, menyudutka gubernur dan berpose di depan gereja. Namun berbagai usahanya itu tak bikin aksi padam. Malah membuat aksi makin membesar. Kecaman kepadanya pun makin banyak.

Teranyar, dia mendapat kecaman dari para pemimpin agama di AS setelah berpose di depan  Gereja Apiskopal St. John sambil mengacungkan Alkitab di tangannya pada Senin lalu. Pose Trump menuai kecaman sebab sebelum sang presiden meninjau lokasi itu, para demonstran yang tengah melakukan protes secara damai diusir oleh polisi dengan menggunakan gas air mata, semprotan merica, hingga peluru karet.

Tindakan represif itu dilakukan polisi demi mensterilkan area gereja sebelum sang presiden datang dan berfoto. Foto Trump tersebut pun langsung menuai kritik hingga kecaman tajam termasuk dari pemuka agama di AS. "(Foto) itu traumatis dan sangat ofensif, dalam arti bahwa sesuatu yang sakral disalahgunakan untuk isyarat politik," kata Uskup Eposkopal Washington Mariann Budde, kemarin.  

Baca juga : New Normal Harus Dihentikan, Bila Korban Covid Bertambah

Sebelumnya Trump mendapat kecaman dari para gubernur. Bahkan kepala polisi di Meinessota ikut ngomelin Trump. Dia minta Trump tak banyak omong. Karena omongannya dianggap  bikin unjuk rasa makin membesar. 

Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY ikut menyoroti kasus kerusuhan di AS. Dalam artikel panjang, mantan Ketum Demokrat itu mengomentari rencana Trump menggunakan militer untuk meredam kerusuhan. Ia berharap, rencana itu tak jadi dilakukan karena akan membawa risiko dan konsekuensi yang tidak kecil. Baik secara politik, hukum, sosial maupun keamanan. Juga berdampak pada citra AS di dunia. 

SBY memprediksi pengerahan militer sangat mungkin dilakukan Trump. Hal ini terindikasi dari pernyataan Trump yang eksplisit terkait rencana ini dan menganggapnya sebagai langkah cepat meredakan masalah. Indikasi lain, kata SBY, adalah Trump cenderung merealisasikan ucapannya.

Baca juga : Kementan Dorong Percepatan Tanam Bawang Merah

Menurut SBY, jika Trump benar-benar mengerahkan militer dikhawatirkan justru bisa membuat perlawanan semakin menguat dan membesar. Karena, dari pengamatannya melalui siaran televisi saat ini telah muncul slogan baru, yakni "time for fear is over" atau "waktu untuk takut sudah usai".

"Yang berbahaya jika sikap “keras” Trump berhadapan dengan sikap pengunjuk rasa yang makin militan. Benturan yang lebih besar pasti terjadi," kata SBY.

Begitupun pernyataan yang menyalahkan para gubernur dan wali kota karena dianggap lemah dan tak mampu mengatasi masalah. Para gubernur dan wali kota tersebut, kata SBY, menjadi tidak nyaman dengan pernyataan Trump. Begitupun mereka tak setuju dengan rencana pengerahan Garda Nasional AS ke jalanan. "Artinya, Trump juga menghadapi “pembangkangan” dari sejumlah pemimpin daerah," kata SBY. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.