Dark/Light Mode

Kudeta Kursi PM

Anwar Hilang Sabarnya

Kamis, 24 September 2020 05:17 WIB
Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim (Foto: AP Photo)
Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim (Foto: AP Photo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Situasi politik Malaysia memanas di tengah pandemi. Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim sepertinya sudah kehilangan kesabaran dan tak mau menunggu lebih lama untuk merebut kursi perdana menteri. 

Baca juga : Bunga Citra Lestari Tulis Pesan Haru Di Ulang Tahun Ashraf

Kemarin, Anwar muncul ke publik dan menyatakan pemerintahan PM Muhyiddin Yassin telah jatuh. Ia mengklaim sudah mendapat dukungan dari mayoritas anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan baru.  
 
Selama 6 bulan Muhyiddin memerintah, terhitung dari 1 Maret lalu, suhu politik di Malaysia sebenarnya cenderung adem ayem saja. Tak ada ketegangan apalagi sampai gontok-gontokan di tingkat elite. Selama Muhyiddin memerintah, Anwar jarang muncul di depan publik, apalagi menyerang kebijakan Muhyiddin.
 
Di awal-awal, memang sempat ada manuver dari Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim yang mempertanyakan legitimasi Muhyiddin. Tapi, dengan cepat situasi politik kembali reda. Mungkin karena konsentrasi semua pihak terfokus pada penanggulangan pandemi. 
 
Tapi, di balik ketenangan itu, Anwar rupanya menyusun strategi. Kemarin, dia menggelar konferensi pers di Kuala Lumpur. Wartawan yang hadir membludak. Dari foto yang beredar, terlihat awak media yang hadir begitu banyak. Sampai sulit untuk menjaga jarak saat mendengarkan pernyataan Anwar.
 
Kepada wartawan, Anwar menyatakan sudah mendapat mayoritas dukungan dari anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan baru. Ia memang tak menyebut siapa saja anggota parlemen dan dari partai mana saja yang mendukungnya. Dia cuma menyebut, tidak hanya bicara dengan tiga, empat, atau lima anggota parlemen. Tapi lebih dari itu. 
 
Apakah sudah mendapat dukungan dua per tiga anggota parlemen? "Iya, mendekati itu," kata Anwar seperti dikutip Malaysia Kini. "Secara meyakinkan, kami memiliki mayoritas yang kuat dan stabil untuk menjalankan negara dan menyelamatkan negara ini," klaimnya.
 
Dengan dukungan dari mayoritas parlemen tersebut, Anwar menyatakan pemerintahan PM Muhyiddin telah jatuh. Sebagai proses peralihan kekuasaan, Anwar mengaku seharusnya bertemu Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah pada Selasa (22/9). Tetapi, pertemuan ditunda karena Raja sedang dirawat di National Heart Institute. Sesi konferensi pers itu ditutup dengan setumpuk janji jika Anwar menjadi perdana menteri nanti. 

Baca juga : Ketua KPU Arief Budiman Ngaku Kena Corona

Kekuasaan Muhyiddin memang dibangun dari pondasi yang rapuh. Saat ditetapkan Raja pada Maret lalu, Muhyiddin hanya mendapat dukungan 113  dari total 222 kursi parlemen. Dukungan ini sangat tipis. Hanya selisih satu kursi dari batas ketentuan pembentukan pemerintahan di Malaysia yaitu 112 kursi. Sementara, Anwar Ibrahim saat itu mendapatkan dukungan 91 kursi.
 
Dua jam berselang setelah Anwar konferensi pers, PM Muhyiddin memberikan keterangan di depan media. Dalam pidato sekitar setengah jam, Muhyiddin tak mengklarifikasi atau membantah pernyataan Anwar. Muhyiddin hanya menyebut ada "politisi yang sengaja bikin gaduh untuk mempengaruhi stabilitas politik dan ekonomi". Padahal, pemerintah saat ini membutuhkan stabilitas dan dukungan dari semua masyarakat untuk memulihkan ekonomi dan membantu takut yang terdampak pandemi. Ia pun meminta masyarakat tidak mengikuti politisi yang mau bikin gaduh itu. 
 
Soal klaim Anwar, Muhyiddin menjawabnya melalui keterangan tertulis. Dia menyatakan, dirinya masih pemimpin pemerintahan yang sah. Dia menegaskan, klaim Anwar masih harus dibuktikan dengan metode Konstitusi Federal.

Baca juga : Kalau Pemerintah Ogah Tunda Pilkada, Pangkas Tahapannya

Bagaimana sikap Mahathir? Mantan PM Malaysia yang beberapa kali putus nyambung dengan Anwar itu, belum mau berkomentar panjang. Dia bilang, masih akan menunggu dan melihat situasi. "Kita harus menunggu untuk melihat apakah ini episode lain dalam membuat klaim yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya," kata Mahathir, seperti dikutip The Star. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.