Dark/Light Mode

Disebut Hancurkan Masjid di Xinjiang

Kedubes China: Itu Hanya Rumor dan Fitnah!

Senin, 28 September 2020 18:40 WIB
Masjid Muslim Xinjiang (Foto: Istimewa)
Masjid Muslim Xinjiang (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kedutaan Besar China di Indonesia membantah laporan Institut Kebijakan Strategis Australia (ASPI), yang menyebut pemerintah China telah menghancurkan banyak masjid di Xinjiang dan terus membangun "kamp-kamp penahanan ".

Melalui pernyataan resmi yang diterima RMco.id pada Senin (28/9), Juru Bicara Kedutaan Besar China di Indonesia menegaskan, laporan tersebut hanyalah rumor dan fitnah.

Baca juga : 53 Pekerja Migas di Anambas Kena Corona, Semuanya Sudah Dibawa ke Jakarta

"Seperti yang diungkapkan oleh sumber-sumber di Australia, ASPI telah lama menerima dana dari pemerintah dan pengusaha senjata Amerika. Dengan dijiwai prasangka ideologis, institut ini sangat berhasrat meramu dan menggoreng topik anti-China. Sehingga, telah menjadi kekuatan pelopor anti-China yang tidak memiliki kredibilitas akademis sama sekali," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Faktanya, kebebasan agama dan hak-hak lain dari semua kelompok etnis Xinjiang, termasuk etnis Uyghur, telah sepenuhnya dijamin dan dilindungi sesuai hukum.

Baca juga : Bamsoet Ajak Semua Elemen Bangsa Bersatu Hadapi Corona

"Jika kita mengambil contoh jumlah masjid, sekarang ada lebih dari 24 ribu masjid di Xinjiang, yang sepuluh kali lipat lebih banyak daripada jumlah total masjid di AS. Artinya, rata-rata setiap 530 muslim di Xinjiang memiliki satu masjid. Proporsinya juga lebih tinggi daripada banyak negara muslim. Tidak pernah ada "Kamp Penahanan" di Xinjiang," tandasnya.

Menurut laporan media, yang juga dibuktikan oleh warganet, situs yang diidentifikasi oleh ASPI sebenarnya adalah taman industri elektronik dan zona pemukiman berperingkat tinggi.

Baca juga : Tito Pake Humor dan Data

Terkait hal tersebut, Kedutaan Besar China di Indonesia menilai, laporan buruk ini tidak memiliki kredibilitas sama sekali.

"Kami berharap, media dan teman-teman berbagai kalangan masyarakat Indonesia dapat mencari tahu kebenaran. Membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta bersama-sama menolak pernyataan yang tidak masuk akal dari institut anti-China ini. Agar tidak disesatkan dan dimanipulasi," pungkas pernyataan tersebut. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.