Dark/Light Mode

Peluang Pasar Terbuka Lebar

Banyak Orang Afrika Cari Kuliner Indonesia

Senin, 28 September 2020 23:14 WIB
Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika Al Busyra Basnur (Foto: Istimewa)
Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika Al Busyra Basnur (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kuliner Indonesia ternyata banyak dicari di benua hitam, Afrika. Bisnis masakan Indonesia pun berpeluang besar memasuki pasar di kawasan tersebut. 

Hal ini disampaikan Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika Al Busyra Basnur dalam seminar nasional bertajuk “Gastro Diplomacy Goes to Africa, Serial Indonesia-Afrika: Bersinergi Membangun Bersama di Masa Pandemi Covid-19” yang diselenggarakan secara virtual, Senin, (28/9).

Seminar diadakan Pusat Studi Afrika, FISIP Universitas Airlangga (Unair), yang bekerja sama dengan Indonesia Gastronomy Community (IGC) dan Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI). 

Baca juga : Dubes Lutfi Tancap Gas Dongkrak Investasi AS Ke Indonesia

Dubes Al Busyra menjelaskan, ada hal yang membuat bisnis masakan Indonesia menjanjikan di Afrika. Pertama, Indonesia dikenal luas dan sangat baik di Afrika. Apalagi dikaitkan dengan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada 1955. Kedua, Afrika terdiri dari ratusan etnik dan budaya dengan makanan yang beragam seperti Indonesia.

Ketiga, kerja sama perdagangan antar negara dan perusahaan Indonesia yang berinvestasi di Afrika terus berkembang. Keempat, orang Indonesia kian banyak bepergian, bekerja, dan hidup di Afrika. 

"Tantangan utamanya, sebagian besar masyarakat kita belum mengenal perkembangan terkini, potensi, dan peluang berbisnis makanan Indonesia di Afrika," ujar Dubes Al Busyra.

Baca juga : Permudah Bayar PKB, Polda Metro Jaya dan Bank DKI Luncurkan Aplikasi Si Ondel

"Di benua dengan 55 negara dan penduduk 1,3 miliar jiwa, hanya ada empat restoran Indonesia. Yaitu di Mesir, Afrika Selatan, Rwanda, dan Sudan. Sementara restoran dari berbagai negara lain seperti China, Jepang, Korea, India, Vietnam, Timur Tengah, Italia, dan Amerika Serikat, menjamur di Afrika,” imbuhnya.

Tantangan lain yang dihadapi adalah transportasi bahan dan bumbu masakan Indonesia. Sebab, jarak Indonesia dan negara-negara Afrika cukup jauh dan frekuensi penerbangan masih terbatas.

“Namun, dengan Ethiopia, terdapat penerbangan langsung Addis Ababa-Jakarta, yang dilayani maskapai Ethiopian Airlines,” jelas Al Busyra.  

Baca juga : Rusia Lirik Kerja Sama Sektor Energi Dengan Indonesia

Selain Dubes Al Busyra, Paramitaningrum dari Indonesia Gastronomy Community Universitas Binus dan Ketua Pusat Studi Afrika Unair Pinky Saptandari jug turut hadir dalam acara tersebut. Dimoderatori Sekjen Asosiasi Antropologi Indonesia, Dian Rosdiana 

Dekan FISIP Unair Falih Suaedi mengatakan, acara ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia tentang Afrika. Serta meningkatkan kerja sama Indonesia-Afrika, khususnya di bidang Gastro Diplomacy. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.