Dark/Light Mode

Masih Bertingkah Setelah Kalah

Trump Tak Tahu Malu

Rabu, 11 November 2020 06:40 WIB
Presiden AS Donald Trump (Foto: Istimewa)
Presiden AS Donald Trump (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski sudah dipecundangi Joe Biden di Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS), Donald Trump masih banyak tingkah. Selain tak mau mengakui kekalahan, dia sempat-sempatnya memecat menteri, padahal kabinetnya tersisa cuma 2 bulan.

Menteri yang dipecat itu adalah Menteri Pertahanan Mark Esper. Pengumuman pemecatan itu juga terbilang nyeleneh. Trump mengabarkan ke publik lewat akun Twitternya, @realDonaldTrump, kemarin. Dia mengganti Esper dengan Christopher C Miller. 

“Dengan ini saya umumkan bahwa Christopher C Miller, Direktur Pusat Penanggulangan Terorisme akan bertindak sebagai Menteri Pertahanan, efektif dalam waktu sesegera mungkin," cuitnya, Senin (9/11).

Baca juga : Mahfud: Kepulangan Rizieq Adalah Hak Yang Harus Dilindungi

Menurut Trump, Chris memiliki kepribadian tangguh, tahan banting, dan hebat. Dia pun mengucapkan terima kasih atas kerja maksimal yang dilakukan Esper. "Chris akan melakukan pekerjaan hebat. Mark Esper sudah diberhentikan. Saya berterima kasih atas pelayanannya selama ini," sambungnya.

Belakangan, diketahui hubungan Trump dan Esper merenggang. Akar masalahnya, karena Esper menentang arogansi Trump terhadap demonstrasi kasus kematian George Floyd. Informasi dari seorang pejabat Kementerian Pertahanan, Esper sudah mengetahui rencana Trump kepadanya. 

Mendengar informasi ini, Partai Demokrat, partainya Joe Biden, bereaksi. Mereka menganggap, keputusan Trump berbahaya dan memberikan peluang ke negara musuh saat Amerika tengah berada dalam transisi pemerintahan. Demokrat pun menuding Trump kekanak-kanakan. Keputusan Trump itu bisa mengikis harapan transisi yang kondusif ke Biden. 

Baca juga : Trump Kalah, Trumpisme Tidak

Mantan negosiator perdagangan yang berbasis di Kedutaan AS di Beijing, James Green, mencium niatan buruk Trump. Dia menduga, Trump akan menggunakan sisa masa jabatannya untuk menghancurkan perekonomian China dengan mengeluarkan sanksi. Dengan begitu, Biden tidak akan tenang memimpin negeri Paman Sam itu saat dirinya lengser, Januari 2021. 

"Ada peluang bagus untuk memberikan kehancuran serius bagi China dengan penjatuhan sanksi di berbagai kebijakan AS menjelang pelantikan (Joe Biden)," kata James, seperti dikutip SCMP, Senin (9/11).

Sebelumnya, Trump memang telah berjanji akan menghukum China atas tudingan penyebab Covid-19. Trump disebut akan melakukan itu di sisa masa jabatannya. "Sebentar lagi Trump akan menjatuhkan beragam sanksi kepada China," ujar Pemimpin Sekolah China Moon Strategis, Jeff Moon.

Baca juga : Perhitungan Ketat Di Florida, Trump Unggul

Soal hasil Pilpres, Trump tetap mengklaim dirinya yang menang. Tadi malam waktu Indonesia, atau pagi waktu AS, dia dua kali mencuit soal hasil Pilpres AS, Dia menyebut, pihaknya telah membuat kemajuan besar. Hasilnya akan terlihat pekan depan. “Kita akan menang!” tulisnya. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.