Dark/Light Mode

Makin Terpojok, Pakai Jurus Mabok

Setelah Menhan, Trump Pecat Direktur Keamanan Siber dan Infrastruktur

Rabu, 18 November 2020 17:38 WIB
Chris Krebs (kedua dari kanan) saat bertemu Donald Trump. [Foto: Reuters]
Chris Krebs (kedua dari kanan) saat bertemu Donald Trump. [Foto: Reuters]

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memecat Direktur Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) Chris Krebs. Biangnya, Krebs menolak klaimnya soal kecurangan dalam Pemilihan umum Presiden (Pilpres) AS 2020.

Pemecatan itu disampaikan Trump via akun Twitter-nya. "Pernyataan Chris Krebs soal keamanan Pilpres 2020 belum lama ini sangat tidak akurat. Jelas-jelas ada ketidakwajaran dan penipuan besar-besaran. Termasuk adanya suara dari orang yang sudah meninggal dunia. Pengawas Pemilu juga tidak diperkenankan masuk ke lokasi pemungutan suara. Belum lagi, kerusakan mesin pemungutan suara yang mengalihkan suara Trump ke Biden, terlambatnya penghitungan suara, dan masih banyak lagi. Karena itu, saya memecat Chris Krebs sebagai Direktur CISA," cuit Trump.

Pemecatan via Twitter ini pun disambut Krebs, lewat kicauan di platform yang sama. "(Merasa) terhormat sudah melayani. Kami sudah laksanakan dengan benar. Bela hari ini. Aman esok hari," kata Krebs melalui akun Twitter pribadinya. Kicauan itu ditutup dengan tagar Protect2020, yang merupakan jargon CISA jelang Pilpres 2020.

Baca juga : Menperin Kerahkan Tiga Dirjen Blusukan Ke Kawasan Industri

Ketua Komite Intelijen DPR, Adam Schiff mengatakan Krebs dan timnya telah bekerja dengan tekun demi menjaga pemilihan presiden AS. "Alih-alih menghargai pengabdian hebat ini, Presiden Trump justru menyerang Krebs dan pejabat lain yang melakukan tugas mereka," katanya dalam sebuah pernyataan, Selasa (17/11).

Pembelaan juga datang dari Senator Republik, Ben Sasse. Menurutnya, Krebs sudah melakukan pekerjaan yang sangat baik sehingga tak boleh dipecat. Di bawah Krebs, CISA juga telah beberapa kali memperingatkan bahwa Rusia dan Iran berusaha masuk ke sistem AS, seperti yang pernah dicoba Rusia pada 2016.

Sebelum memecat Krebs, Trump sebelumnya telah memecat Menteri Pertahanan AS, Mark Esper pada pekan lalu.

Baca juga : Pilkada Tangsel, Pilar Saga Janji Sempurnakan Infrastruktur

CISA sendiri sempat mengeluarkan pernyataan bahwa klaim adanya kecurangan dalam pemilu tidaklah berdasar. Badan tersebut bahkan menegaskan, tak ada pihak atau individu yang mampu mengubah hasil penghitungan suara tanpa terdeteksi.

Sebelum benar-benar dipecat, Krebs sempat diisukan akan dicopot dari jabatannya oleh Trump, karena manuver-manuvernya yang membela keamanan Pemilu AS.

Sementara itu, tim kampanye Trump terus berkoar-koar adanya kecurangan Pemilu AS. Selasa (17/11/2020) lalu, pengacara Trump, Rudy Guiliani, muncul di pengadilan Pennsylvania untuk membela gugatan hukum yang diajukan tim kampanye Trump.

Baca juga : Dubes Puja Harap Pengusaha Belanda Dukung Pengembangan SDM dan Infrastruktur RI

Menurut penghitungan sejumlah media dan lembaga non-partisan di AS, calon Presiden (Capres) dari Partai Demokrat Joe Biden mengungguli Trump dalam pemilu dengan menggamit lebih dari 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk melenggang ke Gedung Putih. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.