Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Dubes Lutfi Genjot Kerja Sama RI-AS Di Bidang Jasa Dan Digital
Jumat, 11 Desember 2020 12:35 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS), Muhammad Lutfi ingin menggenjot kerja sama di bidang jasa dan produk digital antara Indonesia dengan AS. Ia melihat, di masa pandemi, kedua sektor tersebut semakin penting peranannya, dalam hal pengembangan inovasi, perbaikan sistem pendidikan dan kesehatan.
Pernyataan ini disampaikan Dubes Lutfi saat memberikan paparan secara khusus di depan ratusan pelaku pebisnis dan investor dari AS dan Indonesia yang menghadiri the 8 Annual US-Indonesia Investment Summit yang digelar Kamar Dagang AS.
"Potensi sektor jasa dan digital diharapkan akan menjadi salah satu primadona perdagangan kedua negara, melengkapi sektor-sektor lain yang sudah berkembang dengan baik," kata Lutfi dalam acara yang dipandu Charles Freeman, Wakil Presiden Senior Kamar Dagang AS untuk Asia.
Baca juga : Jakarta Dan Abu Dhabi Genjot Kerja Sama Ekonomi Lewat Indonesia – UAE Week
"Bagi Indonesia, inovasi, perbaikan sistem pendidikan dan kesehatan, serta transfer teknologi menjadi kunci dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi. Karena itu kerja sama di kedua sektor ini perlu dikembangkan lagi oleh Indonesia dan AS," sambungnya.
Dubes Lutfi juga memaparkan mengenai keberadaan Omnibus Law Cipta Kerja yang membawa perbaikan iklim investasi dan aktivitas perekonomian nasional di Tanah Air. Omnibus Law, menurutnya sangat dibutuhkan untuk lebih meningkatkan kepercayaan investor asing, termasuk dari AS, karena adanya kebijakan yang lebih transparan dan tidak tumpang tindih.
"Investasi asing sangat krusial bukan hanya untuk membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia, namun juga untuk mendorong transfer teknologi." ujar mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam keterangan resmi yang Harian Rakyat Merdeka, Jumat (11/12/2020).
Baca juga : Budaya Literasi Cerdaskan Anak Bangsa Dan Wujudkan SDM Unggul
Dubes Lutfi juga mempromosikan Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Keberadaan Sovereign Wealth Fund bagus untuk Indonesia dan juga untuk AS. "SWF akan mendorong transparansi dalam konteks tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan pengelolaan infrastruktur di kawasan,” jelasnya.
Kurang dari tiga bulan sejak dilantik Presiden Joko Widodo, pada September 2020, Dubes Lutfi telah menjadi figur utama penggerak diplomasi Indonesia di AS, di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional di masa Pandemi Covid-19.
Capaian diplomasi RI-AS dalam tiga bulan terakhir antara lain berupa perpanjangan pemberian fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) kepada Indonesia. GSP adalah fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk yang diberikan Pemerintah AS kepada negara-negara berkembang di dunia sejak 1974.
Baca juga : Erick: Investor Jepang Minat Kerja Sama Dengan BUMN
Indonesia dan AS juga telah menandatangani Nota Kesepahaman mengenai pendanaan infrastruktur dan perdagangan senilai 750 juta dolar AS dengan Bank Exim AS. Eratnya diplomasi kedua negara juga semakin terasa dengan adanya saling kunjung pejabat tinggi pemerintah kedua negara, seperti Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pertahanan Prabowo, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, Plt Menhan AS Christopher Miller, dan CEO US International Development Finance Corporation, Adam Seth Boehler. [MEL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya