Dark/Light Mode

Demi Kelancaran Vaksinasi

Bio Farma Siapkan Infrastruktur Digital

Kamis, 3 Desember 2020 10:58 WIB
Suasana fasilitas produksi vaksin Covid-19, di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/8). (Foto: Antara)
Suasana fasilitas produksi vaksin Covid-19, di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/8). (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Induk Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmasi, Bio Farma, tengah menyiapkan infrastruktur digital untuk layanan vaksin Covid-19.

Direktur Digital Health Care Bio Farma Soleh Udin Al Ayubi mengatakan, infrastruktur itu untuk mendukung program vaksinasi dari pemerintah serta kebutuhan vaksinasi mandiri.

Ayubi mengatakan, ada empat tahapan pembangunan infrastruktur digital yang disiapkan. Dari mulai pemasangan teknologi track and trace berupa 2D barcode pada kemasan vaksin Covid-19, distribusi, validitas calon penerima vaksin hingga sistem monitoringnya.

Baca juga : Bio Farma Sudah Siapkan Rantai Distribusi Vaksin Covid-19

Ayubi menjelaskan, alasan pemasangan barcode pada vaksin Covid berfungsi untuk mencegah pemalsuan produk sekaligus memudahkan pelacakan produk vaksin. “Dengan barcode, maka saat vaksin itu di-scanning (dipindai) akan terlihat detail tanggal kedaluwarsa, nomor batch dan nomor seri produk tersebut,” kata Ayubi dalam pernyataan tertulisnya, kemarin.

Bio Farma juga menggandeng PT Telkom guna mengintegrasikan data dari berbagai kementerian dan lembaga seperti kementerian kesehatan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Pelaksana Jaminan Sosial hingga TNI dan Polri.

Seluruh data itu bakal jadi pegangan untuk perencanaan distribusi, layanan, validitas penerima vaksinasi hingga sistem pengawasannya. Sistem itu juga terintegrasi dengan anggota holding BUMN Farmasi lainnya, seperti kimia Farma Trade and distribution dan kimia Farma klinik.

Baca juga : Potensi Pasar Besar, Kemenkop Dorong UMKM Maksimalkan Ekosistem Digital

Termasuk penyedia pelayanan vaksinasi, seperti imunicare milik Bio Farma, rumah sakit, klinik dan unit pelayanan kesehatan lainnya. “Digitalisasi ini juga mencakup proses distribusi, karena vaksin harus tetap dijaga suhunya antara 2-8 derajat celcius dari tempat produksi hingga tempat layanan vaksinasi,” katanya.

Ayubi mengatakan, sistem rantai dingin harus diterapkan untuk memastikan kualitas vaksin. Sistem rantai dingin itu nanti akan dipantau secara digital. “Dengan solusi digital, kita bisa mengetahui secara real time posisi saat pengantaran sistem lewat Global Positioning System (GPS) dan freeze tag untuk pemantauan suhu selama perjalanan dari Bio Farma ke klinik yang terhubung ke command center di Bio Farma,” tutur Ayubi.

Dari sisi konsumen, lanjut Ayubi, layanan digital ini memungkinkan mereka melakukan preorder untuk dapat layanan vaksinasi mandiri. Preorder untuk menghindari penimbunan vaksin. dengan begitu, potensi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menimbun dapat dihindari.

Baca juga : Menko Polhukam: Peristiwa Sigi Bukan Perang Suku dan Agama

Tahap terakhir dalam solusi digital yang ditawarkan oleh Bio Farma adalah pelaporan yang terintegrasi dengan sistem lainnya. Misalkan, seseorang sudah divaksin Covid-19, maka dia akan mendapatkan suatu pelaporan atau sertifikat digital. Mungkin bisa digunakan pada saat dia berpergian dengan menggunakan kereta atau pesawat. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.