Dark/Light Mode

Duta Besar Tunisia Untuk Indonesia Riadh Dridi

Rayakan Kemerdekaan Sambil Doakan Korban Christchurch Dan Sentani

Jumat, 22 Maret 2019 11:45 WIB
Duta Besar Tunisia untuk Indoensia Riadh Dridi
Duta Besar Tunisia untuk Indoensia Riadh Dridi

RM.id  Rakyat Merdeka - Perayaan Hari Kemerdekaan Tunisia ke-63 di Double Three Hotel, Jakarta, Rabu malam (19/3) dimulai dengan mengheningkan cipta untuk korban penembakan di Christchurch, Selandia Baru, dan korban banjir bandang di Sentani, Papua.

Duta Besar Tunisia untuk Indoensia Riadh Dridi juga tidak lupa menyampaikan simpati kepada Indonesia, yang salah satu warganya menjadi korban tewas tragedi Christchurch, pekan lalu.

“Mari kita doakan saudara kita yang mendapat musibah di Selandia Baru dan Sentani. Semoga mereka diberikan ketabahan,” ucap Dubes Dridi.

Baca juga : Boyong Media Finlandia dan Estonia Bertualang Ke Kalimantan

“Kami tidak pernah terima tindakan kekerasan dan terorisme seperti ini. Kami selalu berjuang melawan tindakan tidak bermoral seperti ini,” cetusnya.

Setelah itu, Dubes Dridi menyampaikan rasa terima kasih atas kedatangan para tamu, yang merupakan sahabat dari korps diplomatik negara sahabat.

“Kami juga kedatangan bapak Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir. Terima kasih sudah berkenan hadir,” katanya.

Baca juga : Tawarkan Beasiswa Kuliah Di Negeri Gangga

Dalam sambutannya, Dubes Dridi menyampaikan kembali sejarah kedekatan Tunisia-Indonesia yang didasari semangat persaudaraan yang telah terjalin sejak lama. Indonesia ikut memperjuangkan kemerdekaan Tunisia melalui Kongres Asia Afrika di Bandung pada 1955. Setahun setelah KAA , pada 20 Maret 1956, Tunisia menyatakan kemerdekaan dari Prancis.

Hubungan bilateral kedua negara, katan Dridi, semakin hari semakin baik dan erat. Saling kunjung mengunjungi antara pejabat Indonesia dan Tunisia juga semakin intens. Dia mencontohkan kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Tunisia pada Oktober 2017 bersamaan dengan pertemuan ke-10 Komite Bersama Indonesia dan Tunisia.

Kunjungan itu juga istimewa karena diselenggarakan bersamaan dengan Bali Democracy Forum di Tunisia. Itu adalah kali pertama BDF diselenggarakan di luar Indonesia. Kunjungan Menlu Retno Marsudi ini dibalas Menlu Tunisia Khimenes Jinaoui dua bulan kemudian.

Baca juga : Ungkap Resep Jakarta-London Lengket Sampai 70 Tahun

“Minggu lalu kami juga menyelenggarakan pertemuan ketiga untuk membahas Preferential Trade Agreement (PTA) antara kedua negara,” ujarnya. PTA adalah perjanjian yang khusus dilakukan untuk meningkatkan volume dagang kedua negara. Caranya adalah dengan mengurangi tarif atau bea masuk barang.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Dubes Dridi juga meminta dukungan untuk negaranya yang mencalonkan diri sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2020-2021. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.