Dark/Light Mode

Pangkas Lama Kunjungan Ke China

PM Ardern Tidak Mau Lama-lama Tinggalkan Selandia Baru

Senin, 25 Maret 2019 15:14 WIB
Perdana Menteri Jacinda Ardern
Perdana Menteri Jacinda Ardern

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern akan mengunjungi Beijing,China, Minggu (31/3). Namun kunjungan itu dipersingkat, setelah tragedi pembunuhan di masjid Christchurch. Ardern mengatakan, dia akan mengadakan pertemuan sehari penuh pada 1 April dengan para pejabat termasuk termasuk Presiden Xi Jinping, lalu kembali ke negaranya pada Selasa (2/4).

Menurut Ardern dia tidak ingin menghabiskan waktu terlalu lama meninggalkan Selandia Baru yang masih berduka atas penembakan 15 Maret di dua masjid Christchurch yang merenggut 50 nyawa.

"Awalnya akan kunjungan yang lebih lama, termasuk delegasi bisnis, tetapi dalam situasi seperti ini tampaknya tidak memungkinkan untuk bepergian lama," katanya dilansir AFP.

Baca juga : Dua WNI Jadi Korban Penembakan Massal Selandia Baru

Ini akan menjadi kunjungan pertama Ardern ke China sejak terpilih sebagai perdana menteri pada akhir 2017. "Ini adalah kunjungan penting, Selandia Baru menempatkan prioritas tinggi pada hubungan dengan China," kata Ardern.

"Saya menantikan keterlibatan yang berkelanjutan." Dia mengatakan isu yang akan dibahas antara lain soal kesepakatan perdagangan bebas bilateral dan memerangi perubahan iklim.

Hubungan Selandia dengan China meregang di bawah pemerintahan Ardern, yang secara terbuka menghidupkan kekhawatiran tentang pengaruh Beijing di Pasifik Selatan.

Baca juga : Panitia : Laporan Keuangan Piala Presiden Sangat Transparan

Selandia Baru juga pernah menolak tawaran raksasa telekomunikasi China, Huawei, untuk membangun jaringan seluler 5G. Sejumlah pemimpin oposisi menyalahkan Ardern beserta pemerintahannya karena diduga semakin memperburuk hubungan dengan China. Mereka menyatakan bahwa itu menjadi hubungan paling buruk yang pernah ada.

Ardern mengakui adanya kerumitan dalam hubungannya dengan China, namun menepis kekhawatiran bahwa telah terjadi keretakan dengan mitra dagang terbesar Selandia Baru tersebut.

Dilansir Reuters, tahun lalu Selandia Baru mengeluarkan pernyataan kebijakan pertahanan yang mengatakan: meningkatnya pengaruh China di Pasifik Selatan dapat merusak stabilitas regional. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.