Dark/Light Mode

Varian Baru Covid Inggris Tak Hanya Menular Lebih Cepat, Tetapi Juga Bisa Lebih Mematikan

Sabtu, 23 Januari 2021 09:46 WIB
PM Inggris Boris Johnson (Foto: Net)
PM Inggris Boris Johnson (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Varian baru Covid-19 di Inggris ditengarai lebih mematikan, berdasarkan bukti-bukti awal yang ada saat ini.

Info ini disampaikan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, seperti dilansir BBC, Sabtu (23/1).

"Varian baru Covid ini tak hanya menyebar lebih cepat. Ada beberapa bukti, bahwa varian baru yang pertama kali diidentifikasi di London dan wilayah tenggara diasosiasikan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi. Ini dapat membuat Layanan Kesehatan Nasional (NHS) menjadi semakin kewalahan," ujar PM Johnson.

Baca juga : Menkes Merasa Seperti Bos Intel

Data yang diolah para ahli matematika itu membandingkan tingkat orang yang terinfeksi dengan virus Covid versi lama dan baru. Namun, angka-angka tersebut masih belum sepenuhnya diyakini, alias masih tak pasti. Dalam situasi ini, vaksin Covid diharapkan dapat jadi tumpuan.

Public Health England, Imperial College London, London School of Hygiene and Tropical Medicine, dan University of Exeter terus melakukan pengujian terhadap potensi bahaya varian baru Covid. Bekerja sama dengan para ilmuwan di New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (Nervtag).

Kesimpulannya, ada "kemungkinan realistis" bahwa virus itu menjadi lebih mematikan. Meski masih jauh dari pasti.

Baca juga : Zona Merah Naik Terus, Keterisian Rumah Sakit Tinggi

"Saya ingin menekankan, ada banyak ketidakpastian di sekitar angka-angka ini. Karena itu, kami harus melakukan lebih banyak pekerjaan, agar dapat ditangani secara tepat. Namun, jelas ada kekhawatiran, varian baru ini memiliki risiko kematian penularan yang lebih tinggi," jelas Kepala Penasihat Ilmiah Pemerintah Inggris, Patrick Vallance.

Studi saat ini menunjukkan, varian baru Covid menyebar 30-70 persen lebih cepat dibanding varian sebelumnya, dan berpotensi 30 persen lebih mematikan.

Data 1.000 orang berusia 60 tahun yang terinfeksi varian lama, misalnya. Jumlah pasien meninggal dunia dalam kelompok ini, diramal mencapai 10 orang. Angkanya diprediksi naik menjadi 13, dengan kehadiran varian baru Covid.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.