Dark/Light Mode

Referendum Sawit Di Swiss

Pendukung Perjanjian Perdagangan IE CEPA Lakukan Kampanye Bersama

Selasa, 26 Januari 2021 21:54 WIB
Beruang Swiss berpelukan dengan Harimau Sumatera sebagai lambang persahabatan kedua negara. (foto:KBRI Bern)
Beruang Swiss berpelukan dengan Harimau Sumatera sebagai lambang persahabatan kedua negara. (foto:KBRI Bern)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pendukung Indonesia European Free Trade Association (EFTA) CEPA melakukan aksi kampanye pentingnya kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia-European Free Trade Association Comprehensive Economic Partnership (IE-CEPA) bagi Swiss, pada Senin (25/1). 

Kelompok pendukung IE CEPA ini terdiri dari sejumlah anggota partai politik Swiss, antara lain Green Liberal Party (GLP), Social Democrat Party (SP), Swiss People Party (SVP) dan sejumlah partai lainnya serta asosiasi bisnis terbesar di Swiss, yaitu Economiesuisse. 

Kelompok pendukung yang menamkan diri, Jazum abkommen mit Indonesien ini mendukung IE CEPA.  Di mana, 2 dari 5 Swiss Franc yang ada ditangan rakyat Swiss saat ini berasal dari hasil ekspor. 

Artinya, Swiss sebagai negara kecil sangat tergantung kepada perdagangan luar negeri. Karena itu, pembangunan industri dan infrastuktur di Indonesia menjadi potensi besar bagi perusahaan Swiss. 

“Akses terbuka ke pasar dunia merupakan syarat mendasar untuk kemakmuran kita. Karena untuk negara kecil yang miskin sumber daya,  seperti Swiss, perdagangan luar negeri merupakan pilar penting pertumbuhan,” ujar Anggota Dewan Nasional Die Mitte, Elisabeth Schneider-Schneiter pada pembukaan konferensi pers.

Baca juga : Situasi Mulai Kondusif, Pengungsi Banjir Bandang Cisarua Akan Kembali Ke Kediamannya

Anggota partai politik lainnya menilai, bahwa perjanjian perdagangan  ini merupakan instrumen penting bagi ekonomi Swiss. Terutama pada masa krisis ekonomi terbesar dunia saat ini. Hal ini dapat menciptakan keamanan perencanaan dan investasi. Mitra dagang Indonesia pun menawarkan peluang besar di sini.

Presiden Economiesuisse, Christoph Mäder menyebutkan, bahwa Indonesia adalah salah satu pasar dengan potensi perdagangan terbesar yang belum tersentuh. 

Menurut para ahli, pada 2050, negara Asia Tenggara akan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia. “Dengan perjanjian tersebut, Swiss mengamankan keunggulan kompetitif. Perusahaan kecil dan besar mendapatkan keuntungan dari ini, ” ujar Mäder.

Marco Chiesa, Ketua Swiss People Party mengatakan, perjanjian ini adalah perjanjian perdagangan pertama yang memasukkan unsur keberlanjutan atau sustainability. 

Ia memastikan, perjanjian tersebut tidak akan membahayakan petani Swiss. Negosiasi di FTA dengan Indonesia telah memperhitungkan hal hal terkait kekhawatiran petani lokal Swiss. 

Baca juga : Lembaga Dunia Puji Penanganan Perubahan Iklim Banyuwangi

Sehingga perjanjian tersebut, tidak akan beresiko dan bersaing dengan minyak lokal, seperti rapeseed dan bunga matahari. 

Green Liberal Party (GLP), Tiana Moser mengatakan, jika menolak perjanjian ini, maka berarti menolak Free trade dengan negara lainnya, menolak untuk sustainabilitiy dan menolak untuk meningkatkan standar sosial.

Ratifikasi adalah situasi win-win bagi kedua negara.  Oleh karena itu, Economiesuisse sebagai payung dari pelaku perekonomian Swiss dan berbagai perwakilan partai politik yang hadir menyatakan perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia.  

Saat ini, jumlah kelompok pendukung terus bertambah terutama dari asosiasi usaha UKM. Hal ini terkait dengan kenyataan bahwa perjanjian ini dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha Swiss yang 90% adalah UKM untuk meningkatkan perdagangan dan investasi dengan Indonesia. 

Sementara Duta Besar RI Bern, Muliaman D Hadad mengatakan, bahwa sesungguhnya dukungan untuk IE CEPA cukup besar, dan diyakini memenangkan referendum. 

Baca juga : Pertamina Pastikan Pelayanan di Banten dan Jawa Barat Optimal

“Koordinasi KBRI Bern dengan Pemerintah Swiss dan kelompok pendukung IE CEPA terus berjalan terutama dalam memberikan data terkini mengenai perkembangan sustainability di Indonesia” ujar Muliaman.

Informasi, sebagian besar media Swiss mengungkapkan, pentingnya perjanjian ini karena manfaat yang didapatkan sangat besar, apalagi ini perjanjian ekonomi pertama yang memiliki aspek sustainability. [FIK]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.