Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Demo Anti Junta Di Myanmar Masih Lanjut

Biksu Turun Gunung

Selasa, 9 Februari 2021 05:10 WIB
Para biksu Buddha memberikan salam tiga jari saat seorang biksu berbicara kepada kerumunan dengan pengeras suara saat mereka berpartisipasi dalam pawai protes di Yangon, Myanmar pada hari Senin, 8 Februari 2021. (Sumber : AP Photo)
Para biksu Buddha memberikan salam tiga jari saat seorang biksu berbicara kepada kerumunan dengan pengeras suara saat mereka berpartisipasi dalam pawai protes di Yangon, Myanmar pada hari Senin, 8 Februari 2021. (Sumber : AP Photo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Aksi protes yang dilakukan masyarakat Myanmar menentang junta militer masih berlanjut. Puluhan ribu orang bergabung dengan demonstrasi nasional hari ketiga. Kali ini, para biksu dan para pekerja medis turun ke jalan, bergabung bersama mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya.

DI Kota Yangon, sekelompok biksu yang memakai jubah khasnya, berbaris di barisan paling depan dalam aksi protes bersama para pekerja dan mahasiswa.

Mereka mengibarkan bendera Buddha warna-warni, di samping spanduk merah dengan warna Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (National League for Democracy/NLD), kubu pemenang Pemilu.

Baca juga : Jember Masih Aman Dari Semburan Gunung Raung

“Bebaskan Pemimpin Kami, Hormati Suara Kami, Tolak Kudeta Militer,” bunyi kalimat di spanduk yang dibawa.

“Selamatkan Demokrasi” dan “Katakan Tidak pada Kediktatoran”, isi spanduk lainnya.

Aye Misan, salah satu tenaga medis yang ikut aksi di Kota Yangon mengatakan, rekan-rekan seprofesinya mengajak pegawai Pe merintah bergabung dengan gerakan protes masyarakat sipil. Dia hanya menginginkan rezim junta menyingkir dari kekuasaan.

Baca juga : Menlu AS Minta Militer Myanmar Bebaskan Aung San Suu Kyi

“Kami harus berjuang untuk takdir kami sendiri,” ucap Misan, dikutip Reuters.Selain protes jalanan, aksi mogok kerja terus digaungkan. Terutama pada para pegawai dan staf sipil Pemerintah.

“Kami meminta staf Pemerintah dari semua departemen tidak bekerja mulai Senin (kemarin),” kata aktivis Min Ko Naing. Dia merupakan veteran aksi demo tahun 1988 yang pertama kali membuat Pemimpin Aung San Suu Kyi menonjol.

Untuk mengantisipasi massa yang semakin membesar, polisi antihuru-hara di Ibu Kota Myanmar, Naypyidaw, menembakkan meriam air (water cannon) terhadap sekelompok pengunjuk rasa yang berkumpul.

Baca juga : Diminta Isolasi Mandiri Oleh Aplikasi NHS, Menkes Inggris Nurut

Tak cuma di ibu kota, ribuan massa juga turun ke jalan di kota pesisir bagian tenggara Myanmar, Dawei. Aksi juga digelar di ibukota Negara Bagian Kachin di utara. Besarnya jumlah massa, makin mencerminkan penolakan terhadap junta militer.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.