Dark/Light Mode

Demo Anti Junta Di Myanmar Masih Lanjut

Biksu Turun Gunung

Selasa, 9 Februari 2021 05:10 WIB
Para biksu Buddha memberikan salam tiga jari saat seorang biksu berbicara kepada kerumunan dengan pengeras suara saat mereka berpartisipasi dalam pawai protes di Yangon, Myanmar pada hari Senin, 8 Februari 2021. (Sumber : AP Photo)
Para biksu Buddha memberikan salam tiga jari saat seorang biksu berbicara kepada kerumunan dengan pengeras suara saat mereka berpartisipasi dalam pawai protes di Yangon, Myanmar pada hari Senin, 8 Februari 2021. (Sumber : AP Photo)

 Sebelumnya 
Aksi protes juga dilakukan oleh mereka yang tadinya mengkritik Suu Kyi. Meski masih populer, Suu Kyi banyak dikritik karena dianggap gagal membela kaum minoritas di negara itu.

Kecaman terhadap junta juga disuarakan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Organisasi itu terus mendesak pemulihan demokrasi di Myanmar. Apalagi, aksi protes warga terus menyebar hingga ke seluruh wilayah negara yang dulu bernama Burma itu.

“Myanmar bangkit untuk membebaskan semua yang telah ditahan dan menolak kediktatoran militer untuk selamanya. Kami bersamamu,” ujar Thomas Andrews, pelapor khusus PBB untuk Myanmar, di Twitter.Protes akhir pekan lalu merupakan yang terbesar sejak “Revolusi Saffron”. Yang juga dipimpin para biksu Buddha pada 2007. Sejauh ini, aksi demo selalu berlangsung damai. Tidak seperti aksi pada 1988 dan 2007 yang direspons junta militer dengan cara represif.

Baca juga : Jember Masih Aman Dari Semburan Gunung Raung

Blokir Dibuka

Sesaat usai melakukan kudeta, junta memblokir jaringan internet di negara itu. Warga tidak bisa mengakses media sosial seperti Facebook dan Twitter. Media itu dipakai warga untuk mengorganisir aksi protes terhadap junta.

Kemarin, blokir itu perlahan dibuka. Layanan pemantauan jaringan internet, Internet Net-blocks, menyebut, sebagian koneksi telah dipulihkan.

Baca juga : Menlu AS Minta Militer Myanmar Bebaskan Aung San Suu Kyi

“Sudah sejak (Minggu, 7/2) pukul dua siang, beberapa penyedia layanan sudah memulihkan koneksinya,” kata lembaga itu.

Sebelumnya, militer Myanmar melakukan kudeta 1 Februari 2021. Alasannya, militer mencurigai Pemilu yang dimenangkan secara mutlak oleh NLD berlangsung curang.

Sejumlah tokoh politik utama, termasuk Suu Kyi ditahan dan belum diketahui kabarnya. Suu Kyi ditahan karena dituduh terlibat dalam impor walkie talkie ilegal.

Baca juga : Diminta Isolasi Mandiri Oleh Aplikasi NHS, Menkes Inggris Nurut

Junta pun mengumumkan keadan darurat selama satu tahun. Junta juga mengganti belasan menteri dalam kabinet. [PYB]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.