Dark/Light Mode

Dubes Wahid Tanam Pohon Persahabatan di Proyek Masjid Terbesar Se-Eropa

Minggu, 31 Maret 2019 09:37 WIB
Penanaman pohon persahabatan di proyek masjid terbesar se-Eropa. (Foto: KBRI Moskow)
Penanaman pohon persahabatan di proyek masjid terbesar se-Eropa. (Foto: KBRI Moskow)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dubes Republik Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M Wahid Supriyadi, meninjau proyek dan menanam pohon persahabatan di komplek proyek pembangunan masjid dan pusat studi Islam, yang nantinya akan menjadi yang terbesar di kawasan Eropa. 

Penanaman pohon persahabatan dilakukan bersama Menteri Kebijakan Nasional dan Agama Muslimov,  dan anggota Komite Hubungan Luar Negeri Duma Negara Federasi Rusia, Gadjimurad Omarov. “Semoga, pohon persahabatan ini dapat menjadi penanda kedekatan perasaan dan keakraban warga kedua bangsa”, kata Dubes Wahid.

Masjid ini akan dinamakan sesuai nama Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Pusat Studi Islam akan dinamakan sesuai nama Nabi Isa AS. Kompleks yang terdiri dari masjid, pusat studi dan museum perkembangan Islam menempati lahan seluas 35 hektar. Masjid diproyeksikan memiliki daya tampung 22.000 orang, dengan luas bangunan 30.000 meter persegi. Pendanaan pembangunan kompleks masjid ini sepenuhnya atas dana swadaya masyarakat.

Sebelumnya, Dubes Wahid bertemu dan berdialog dengan Mufti Republik Dagestan, Akhmad Abdulaev, di kompleks Masjid Juma Makhachkala. Masjid berkapasitas 17.000 orang ini,  tak hanya terbesar di Rusia. Tetapi juga di Eropa.

Baca juga : Dubes Wahid Resmikan Pusat Studi Nusantara di Republik Dagestan

Mufti Abdulaev yang telah menjabat selama 20 tahun, menyambut dengan penuh haru dan suka cita atas kunjungan Dubes Wahid karena baru pertama kalinya Dubes RI datang ke masjid ini. Dalam kunjungannya, Dubes Wahid didampingi oleh Minister Konselor Ekonomi Edi Suharto, Minister Konselor Pensosbud Adiguna Wijaya, dan Sekretaris I Bustan Jufri.

“Satu kali melihat langsung, jauh lebih baik dan bermakna daripada seribu kali mendengar”, kata Mufti Abdulaev, untuk menekankan betapa bermaknanya kunjungan Dubes Wahid bagi masyarakat Muslim Dagestan.

Blusukan ke Pasar

Dubes Wahid juga blusukan ke pasar tradisional, untuk  melihat kehidupan langsung kehidupan sehari-hari masyarakat Dagestan, karena selama ini negara bagian ini sering dikonotasikan sebagai daerah rawan. 

Baca juga : Dubes RI Moskow Imami Pejabat Tinggi Dagestan Di Masjid Tertua Rusia

Kunjungan ini sempat menarik perhatian para pedagang. Tanpa diduga, setelah mengetahui bahwa yang datang dari Indonesia, banyak dari pedagang yang memberikan oleh-oleh untuk dibawa ke Moskow. Seperti madu, buah lokal, bumbu dari kacang-kacangan. 

Dubes RI Untuk Rusia dan Belarus, M Wahid Supriyadi (ketiga kanan)ikut blusukan ke pasar tradisional Makhachkala, Dagestan. (Foto: KBRI Moskow)

“Wah saya terpaksa harus menambah tas untuk membawa oleh-oleh ini," ujar Dubes Wahid kepada Kepala Badan Investasi dan Bisnis Republik Dagestan, Gadji Gasanov, yang turut mendampingi Dubes RI sambil tersenyum.

Dubes RI dan delegasi juga mengunjungi museum sejarah dan arsitektur Dagestan, serta melakukan audiensi di Universitas Negeri Dagestan dengan rektor, para dosen dan perwakilan mahasiswa.

Rektor Murtazali Rabadanov menyambut dengan sangat antusias kunjungan Dubes Wahid, dan menyatakan keinginan pihaknya untuk menjalin kerja sama pendidikan tinggi dengan Indonesia. Universitas yang didirikan tahun 1931 ini memiliki 5 fakultas dan 17 jurusan serta 10 kampus. Terdapat sekitar 15.000 mahasiswa menuntut ilmu di sini, 2.000 diantaranya adalah mahasiswa asing. Saat ini, universitas tersebut telah menjalin kerja sama dengan 50 universitas di seluruh dunia.

Baca juga : Jerman Vs Serbia, Restorasi Loew

“Kami sangat mengapresiasi penerimaan yang sangat baik dan penuh keramahan ini. Semoga, kunjungan ini dapat menjadi momen pembuka kesempatan kerja sama pendidikan tinggi dan ilmu pengetahuan selanjutnya,” kata Dubes Wahid. 

Makhachkala adalah ibukota Republik Dagestan yang merupakan salah satu negara bagian. Federasi Rusia di kawasan Kaukasia Utara. Federasi Rusia memiliki 85 subyek federal (negara bagian). 22 diantaranya diberi nama Republik karena mayoritas penduduknya bukan dari etnis Rusia. Populasi Dagestan sekitar 3 juta jiwa dengan 95 persen penduduknya beragama Islam. 727.000 di antaranya, menetap di Makhachkala. 

Wilayah Dagestan memiliki 70 kilometer bagian pesisir di Laut Kaspia, dan berbatasan dengan Georgia serta Azerbaijan, dan berseberangan dengan Kazakhstan. Republik Dagestan merupakan salah satu wilayah di Federasi Rusia dengan tingkat keberagaman etnis dan budaya yang sangat tinggi. [HES]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.